Kerja keras Menpar Arief Yahya berbuah manis Jakarta ( IndonesiaMandiri ) - Menteri Pariwisata Arief Yahya dinobatkan sebagai menteri...
Kerja keras Menpar Arief Yahya berbuah manis |
Jakarta (IndonesiaMandiri) - Menteri Pariwisata Arief Yahya dinobatkan sebagai menteri yang berprestasi tinggi di Kabinet Kerja 2014-2019 dalam ajang Penghargaan Prestasi Tinggi Kabinet Kerja. Acara pemberian penghargaan berlangsung di Suhana Hall, The Energy Building Jakarta (24/4). Ada 4 menteri lainnya peroleh penghargaan serupa yakni Menteri PUPR Basuki Hadi Muljono, Menteri Keuangan Sri Mulayani Indrawati, Menteri Perhubungan Budi Kaya Sumadi, dan Menteri ESDM Ignasius Jonan.
Perhelatan ini diselenggarakan Lembaga Kajian Nusantara (LKN) bersama Ikatan Ahli Manajemen Proyek Indonesia (IAMPI) kepada Menpar Arief Yahya atas prestasinya majukan pariwisata nasional empat tahun terakhir. Ketua LKN Samsul Hadi menyebut, penetapan prestasi tinggi untuk Arief Yahya mempertimbangkan beberapa indikator di antaranya terus naiknya PDB sektor pariwisata dari tahun ke tahun dan kian besarnya pariwisata menciptakan banyak kesempatan kerja serta menggerakkan ekonomi lokal.
Selain itu hingga September 2018 terlihat pencapaian prestasi Destinasi Pariwisata Prioritas melampui target. “Prestasi lainnya adalah daya saing pariwisata Indonesia terus membaik selama 4 tahun terakhir dan tentu saja memberikan kontribusi positif pada penerimaan devisa negara yang mendorong kualitas investasi menjadi lebih baik,” ungkap Samsul Hadi.
Sumbangan devisa dari sektor pariwisata meningkat sejak 2015 dari US$ $12,2 miliar, menjadi US$ 13,6 miliar di 2016, dan meningkat menjadi US$15 miliar pada 2017. Lalu 2018 perolehan devisa pariwisata diproyeksikan sebesar US$ 17,6 miliar dengan perhitungan capaian 16,2 juta wisman dikalikan aspa (avarage spending per-arrival) atau rata-rata pengeluaran per kunjungan sebesar US$ 1.100/wisman. “Perolehan devisa pariwisata tahun ini akan menempatkan posisi pariwisata sebagai penghasil devisa terbesar, mengalahkan atau sejajar dengan devisa crude palm oil (CPO) sebesar US$ 16 miliar berada di urutan teratas,” ucap Arief Yahya optimis (ma/pn).
Foto: Dok. Kemenpar