Wartawan Melihat Dari Dekat Praktek Sekolah Penerbang TNI AU

Setelah hari pertama mengunjungi markas penerbang tempur TNI AU di Lanud Iswahjudi, maka di hari kedua dan terakhir (24/8), dengan Pesawat Hercules da

Kegiatan praktek di Sekolah Penerbang TNI AU

Yogyakarta (Indonesia Mandiri) – Setelah hari pertama mengunjungi markas penerbang tempur TNI AU di Lanud Iswahjudi, maka di hari kedua dan terakhir (24/8), dengan Pesawat Hercules dari Skadron 32 dengan Nomor 1326, para wartawan terbang menuju Bandara Adisucipto, DIY, Yogyakarta.

Para wartawan diajak melihat langsung kegiatan praktek para prajurit dirgantara di Sekolah Penerbang (Sekbang) TNI AU, yang letaknya di kawasan Bandara Adisucipto. Di Shelter Sekbang, langsung meninjau tempat praktek para penerbang menggunakan pesawat latih Grob G-120TP-A.

Para wartawan mendengar paparan Pilot Tim Jupiter

Pesawat latih canggih ini produksi Grob Aircraft, Jerman, dapat mendukung pelatihan terbang baik tingkat mula, dasar dan lanjut. Pesawat tersebut memiliki performa yang tinggi dan kemampuan Full Virtual Tactical Training. Grob G-120TP-A merupakan satu-satunya pesawat latih militer dengan kursi berdampingan (side by side) pada abad ke 21 yang sudah diakui dunia dengan kemampuan Full Aerobatic dan Military Training.

Termodern Di Asia

Kadispenau Marsma TNI Agung Sasongkojati, dihadapan awak media menjelaskan, sistem Pendidikan penerbang di TNI AU termasuk yang modern di Asia. Juga alat utama sistem senjata (alutsista) berupa pesawat latihnya, juga tercanggih.

Di sebelah Shelter Pesawat Graob, ada Shelter pesawat KT-1B Wongbee alias Jupiter, yang sering dipakai dalam berbagai atraksi di udara, seperti saat Hut RI 17 Agustus kemarin di Istana Negara. Para instruktur Sekbang juga memberikan beberapa paparan singkat terkait mekanisme kerja di unitnya.

Tak ketinggalan, rombongan Press Tour Media Dirgantara 2023 yang digagas Dinas Penerangan TNI AU ini juga mengunjungi markasnya Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) di DIY. Berbagai tipe pesawat FASI binaan dari TNI AU ini dipertontonkan.

Museum Karbol yang menyimpan banyak kisah perjalanan TNI AU

“Silahkan rekan-rekan media kalau mau belajar terbang, bisa datang kesini,” ajak Kadispenau, yang juga pembina FASI serta penerbang pesawat tempur F-16 Fighting Falcon dengan call sign “Sharky”.

Sebelum kembali ke Jakarta, kunjungan di kawasan Lanud Adisucipto sekitar empat jam ini diakhiri dengan melihat Museum Karbol di Akademi Angkatan Udara dan berbagai koleksi pesawat TNI AU serta lainnya, di Museum Pusat Dirgantara Mandala (abri).

Foto: abri