Sebanyak 20 orang (termasuk anak-anak) dari keluarga besar Wikana, mengunjungi Taman Proklamasi (di Jalan Proklamasi) dan Museum Naskah Proklamasi (di
![]() |
Keluarga Wikana di Taman Proklamasi |
Wikana yang kelahiran Sumedang 16 Oktober 1914 di Sumedang, adalah salah satu pemuda yang turut membawa dua tokoh proklamator, Soekarno-Hatta, sehari sebelum kemerdekaan (16 Agustus 1945), ke Kawasan Rengasdengklok, Jawa Barat.
Saat muda, Wikana memilih bergabung ke Partai Komunis Indonesia (PKI) dan menjelang kemerdekaan RI, aktif di organisasi dalam pengkaderan kaum muda guna mengusir penjajah dan bermarkas di Gedung Juang, Jalan Menteng 31 Jakarta. Wikana juga masuk dalam jaringan “Kaigun” (Angkatan Laut Jepang), yang saat itu memiliki peran besar di Indonesia.
![]() |
Memakai kaos hitam dengan wajah Wikana dibagian belakang |
Mengapa memilih kedua tempat sejarah itu? “Tempat berserah tersebut penting untuk pendidikan politik generasi penerus. Termasuk dari keturunan keluarga Wikana sendiri. Kita jadi lebih mengenal sejarah kemerdekaan dan perjuangan orang tua,sumbangsihnya bagi bangsa,” ucap Rinto Hakim, salah satu dari keluarga Wikana.
Taman Proklamasi adalah tempat pembacaan teks proklamasi pada hari kemerdekaan 17 Agustus 1945. Sedangkan Museum Naskah Proklamasi adalah kediaman Laksamana Muda Tadashi Maeda, perwira tinggi Angkatan Laut Jepang (Kaigun), yang memberikan izin agar kediamannya bisa dipakai guna mempersiapkan kemerdekaan RI.
![]() |
Di Museum Naskah Proklamasi mendapat penjelasan dari petugasnya |
Foto: Istimewa