“Kita coba meramu bagaimana karya dan karsa dari para seniman dan anak muda itu bisa bernilai ekonomi,” ujar Sastri Bakry, Direktur Wara Wiri Budaya.
Potensi Seni dan Budaya Tanah Air sangat besar |
Hal ini diutarakannya saat diskusi bertema Wara Wiri Feskraf 2023, Kemasan Apik Budaya dan Ekonomi Kreatif di Jakarta (27/7), diadakan oleh Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA, yang diketuai penulis senior Denny JA serta dipandu oleh Amelia Fitriani.
Sastri Bakry saat ini sedang menyiapkan Wara Wiri Feskraf bertema “Merajut Harmoni Kebhinekaan Indonesia Raya untuk Kesejahteraan.” Ajang ini resmi diluncurkan di BPSDM Kemendagri, Kalibata, Jakarta Selatan (18/7). Wara Wiri Feskraf akan diselenggarakan di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta pada 24-26 November 2023, dengan delapan bentuk kegiatan.
Target dan audiens dalam Wara Wiri Feskraf adalah pelaku usaha (UMKM), pecinta dan penikmat seni budaya, mahasiswa/pelajar, pejabat negara, politisi dan diplomat asing, dan semua golongan masyarakat.
Menurut Sastri, ajang ini berawal dari keberhasilan Satupena Sumatra Barat menyelenggarakan Minangkabau International Literacy Festival (MILF), yang diikuti 12 negara, beberapa waktu lalu. Menurut orang luar, MILF itu sukses dan bagus.
MILF saat itu sudah mengkombinasikan budaya dengan ekonomi. Tapi waktu itu, lebih banyak aspek sosialnya. “Sekarang, kita coba meramu seni budaya tradisi dan bisnis,” ujar Sastri. Sastri membantah anggapan bahwa acara kesenian dan budaya itu cuma bisa mengajukan proposal dan minta dana. Sedangkan kalau ekonomi atau pengusaha cuma kasih-kasih saja.
Sastri JBakry |
Kegiatan ini akan mempromosikan ekraf berbasis budaya, salah satu di antaranya UMKM, dan ekonomi digital. Serta, membangun dan memfasilitasi kolaborasi pelaku ekraf dengan para pihak terkait, mulai dari perusahaan swasta, BUMN, pemerintah dan para pihak terkait lainnya. Tentunya akan menambah penyerapan tenaga kerja (dh).
Foto: Iatimewa