Meski dalam berbagai hasil polling untuk tiga nama calon presiden (capres) seperti Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan, posisi Ganjar
![]() |
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo bersama Presiden Jokowi |
Pernyataan ini disampaikan Pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Denny JA, yang sering ditanya beberapa pihak terkait masalah kemiskinan di Jateng dan peluang Ganjar sebagai capres. Denny yang juga Ketua Umum Perkumpulan Penulis Indonesia Satupena menyebut, soal peluang Ganjar, dilihatnya tergantung ada tiga syarat mesti terpenuhi.
Pertama, data kemiskinan di Jateng harus data yang dikeluarkan lembaga kredibel dan acapkali menjadi rujukan. Hanya data kredibel yang bisa kuat dan bertahan lama dalam memori pemilih. Kedua, selain datanya valid, data tersebut harus diketahui seluas mungkin dan disadari oleh mayoritas pemilih.
“Jika yang tahu data valid itu hanya segelintir intelektual dan kaum terpelajar, efek data valid itu juga terbatas. Itu tak akan mengubah tren dukungan secara signifikan ke Ganjar Pranowo,” jelas Denny. Ketiga, Ganjar dan pendukungnya gagal memberi penjelasan yang bisa diterima pemilih.
![]() |
Ganjar bersama pendukungnya |
Jadi, lanjut Denny, jika Ganjar dan tim bisa membatasi serta memberi penjelasan yang meyakinkan, isu kemiskinan di Jateng akan mengempis. Efek elektoral isu kemiskinan di Jateng tak akan mengubah tren dukungan ke Ganjar Pranowo.
“Saya mencoba melacak di Google, juga di media sosial. Sumber berita apa yang bisa dijadikan rujukan soal kemiskinan di Jawa Tengah. Cukup banyak berita pro kontra soal ini. Bahkan, isu kemiskinan sudah dijadikan bahan orasi singkat di Tik Tok, di antara isu yang dianggap kelemahan Ganjar,” ungkap Denny.
Contohnya, ucap Denny, pemberitaan di Kontan pada 27 Januari 2023 yang judulnya cukup mencolok: “Daftar Provinsi Terkaya dan Termiskin 2022, Yogyakarta dan Jateng termasuk”. Dengan persentase kemiskinan 10,98 persen, Jawa Tengah menjadi provinsi kedua termiskin di Pulau Jawa, di bawah Yogyakarta.
Secara persentase, Jawa Tengah memang lebih miskin dibandingkan provinsi lain di Pulau Jawa pada 2022, yakni Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Timur. Pada berita lain, ada pula data yang menunjukkan persentase kemiskinan di Jawa Tengah melampaui persentase kemiskinan nasional.
Secara nasional, persentase kemiskinan Indonesia pada September 2022 sebesar 9, 57 persen. Artinya, persentase kemiskinan di Jateng lebih tinggi dibandingkan kemiskinan rata- rata nasional.
Memang, data mengenai persentase kemiskinan di tingkat provinsi dan nasional berbeda-beda sepanjang tahun karena setiap semester ada data terbaru. Ada data Maret dan September. Tapi, peringkat provinsi sepanjang tahun tak banyak berubah.
Menurut Denny JA, rekor dan program Capres soal memajukan ekonomi sangatlah menentukan dan selalu menjadi bahan untuk dikampanyekan guna menaikkan atau menjatuhkan Capres. Rekam jejak ini bisa menjadi tantangan berat Ganjar nantinya (ma).
Foto: Istimewa