“Saya sempat sengaja datang ke Bali. Bali disebut sebagai destinasi healing. Ada wisata healing. Dan ternyata ragamnya banyak sekali. Mulai dari memba
Jakarta (Indonesia Mandiri) – “Saya sempat sengaja datang ke Bali. Bali disebut sebagai destinasi healing. Ada wisata healing. Dan ternyata ragamnya banyak sekali. Mulai dari membaca garis tangan, membaca kartu tarot, sound healing dan sebagainya, dengan tingkat animo yang luar biasa besar,” ucap Fahd Pahdepie pengarang buku Sang Cipta Rasa, dalam webinar di Jakarta (16/3).
Webinar diadakan Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA, yang diketuai Denny JA. Diskusi yang menghadirkan Fahd Pahdepie itu itu dipandu oleh Elza Peldi Taher dan Amelia Fitriani. Mengapa trend healing menjadi diminati?
Karena, ada ruang kosong dalam diri setiap orang yang butuh diisi. Rasa kekosongan ini biasanya terjadi setelah kita melewati masa ketika kebutuhan-kebutuhan eksistensial telah terpenuhi. Hal Itu dikatakan penulis Fahd Pahdepie.
Fahd menjelaskan, usia tubuh dan batin untuk tiap orang berbeda-beda. Ada orang yang usia tubuhnya tua, tapi batinnya muda. Ada juga yang tubuhnya muda, tapi usia intelektual dan batinnya tua.
Maka, setiap orang punya perjalanannya masing-masing. Ketika kita sudah melewati krisis seperempat usia dan kebutuhan eksistensial terpenuhi itulah, kita mulai menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang lebih esensial.
Banyak orang di perkotaan dengan jenis pekerjaan tertentu saat pandemi mulai berpikir, tampaknya harus healing. Jadi, ruang kosong harus diobati, diisi. “Sehingga hari ini kita mendapati fenomena healing, atau pengisian ruang kosong di batin setiap orang, itu sudah menjadi suatu kebutuhan. Ini mungkin juga terjadi karena pencapaian hal-hal yang eksistensial dipercepat,” lanjut Fahd.
Fahd Pahdepie |
Sekarang zamannya anak muda sudah memimpin perusahaan, sudah memegang posisi-posisi strategis di pemerintahan, dan sudah meraih pencapaian eksistensial lebih cepat. “Mungkin sudah memperoleh kematangan dan kemapanan finansial yang lebih cepat,” ungkapnya.
Tetapi seiring dengan percepatan itu, juga terjadi percepatan ada ruang kosong. Mulailah muncul berbagai bentuk healing. “Pengajian jadi lebih ramai, dzikir-dzikir online, atau pencarian spiritual yang sifatnya online jadi lebih banyak. Bahkan healing menjadi industri,” kritik Fahd (ma).
Foto: Istimewa