Menarik sekali topik tentang Mobile Howitzer kaliber besar – terutama 155mm/L52 – baik dalam pameran persenjataan maupun seminar-seminar pertahanan Da
 |
| ZUZANA MOBILE HOWITZER |
Pengembangan sistem senjata produksi era 1970an-1980an menjadi senjata modern yang lebih akurat, efisien, dan lebih mudah pengoperassiannya.
Pihak US Army juga menaruh minat pada perkembangan sistem senjata tersebut. Mereka mengistilahkan sebagai 155mm wheeled gun systems. Juga pihak USMC dan NATO yang kemungkinan akan memakai sistem senjata tersebut untuk pertahanan perairan, pelabuhan, waterway, wilayah Artic, pesisir, dan Anti-Access/Area Denial (A2/AD) kepulauan.
Mobile Howitzer 155mm dengan platform 6x6 atau 8x8, senjatanya dilengkapi magasin berisi 20 atau 40 butir proyektil, dan mampu untuk menghadapi kendaraan lapis baja amphibi, kapal perang berukuran kecil, serta target udara yang terbang rendah.
Dengan memakai munisi jenis extended-range precision-guided smart projectile pasti akan memiliki factor “Force Multiplication/kekuatan berganda” untuk pertahanan pesisir. Sementara bila mengerahkan sistem senjata misil seperti LBASM (Land Base Anti-Ship Missile) yang diusung oleh truk taktis memiliki bekal munisi terbatas dan mahal.
Itulah sebabnya sistem senjata howitzer menjadi alternatif yang sedang diperbincangkan. Dan, guna evaluasi sistem senjata tersebut, selain senjata ARCHER dari Swedia dan BRUTUS dari Amerika Serikat (AS), US Army juga uji tembak dan evaluasi untuk sistem senjata mobile howitzer CAESAR 6x6 atau 8x8, prototype Type 19 dari Mitsubishi HI-Jepang, G6 RHINO dari Afrika Selatan, T815 ATMOS dari Israel, dan DANA dari Ceko, yang uji tembaknya di Yuma Proving Ground, AS.
US Army akan memasukkan sistem senjata mobile howitzer caliber besar kedalam taktik “Multi-Domain Operations (MDO)”. Sementara bagi USMC, sistem senjata tersebut dapat menjadi tambahan kemampuan daya gempur bagi US Navy (distributed lethality) bagi taktik “Distributed Maritime Operation (DMO)” yang mengerahkan lebih banyak “shooter option” untuk data target yang diterima melalui remote sensor dan masukan dari datalink dalam upaya berkontribusi dalam Joint Force’s Integrated Warfare initiatives.
21. ZUZANA MOBILE HOWITZER
Dalam artikel Mobile Howitzer 155mm Bagian ke-2, disinggung sistem senjata DANA M1 oleh Industri Militer Republik Slovakia, terdapat DANA M1, ZUZANA, dan ZUZANA 2. Berikut adalah Mobile Howitzer dari varian ZUZANA yang menjadi topik di kalangan Korps Artileri di daratan Eropa.
Industri Militer Republik Ceko, Excalibur Army setelah kembangkan senjata howitzer gerak sendiri yang sebelumnya diproduksi oleh Konštrukta Defence and ZTS-OTS, kini menjadi salah satu sistem senjata mobil howitzer yang diperhitungkan bagi Korps Artileri Lapangan diberbagai Negara.
Sistem senjata ZUZANA disebut juga sebagai 155mm SpGH ZUZANA (Self-propelled Gun Howitzer ZUZANA). Dirancang dan dikembangkan oleh pihak KONŠTRUKTA-Defence, dan diproduksi oleh ZTS-ŠPECIÁL. Sistem senjata dan platform ZUZANA diawaki oleh 4 personel, bobot tempurnya sekitar 32 ton.
Pada 1998, ShKH ZUZANA dikembangkan dari Sista DANA M1 dengan memakai howitzer kaliber 155mm/L45. Lalu dikembangkan lagi menjadi varian ShKH ZUZANA 2 dengan menggunakan howitzer kaliber 155mm/L52, dipasang pada kubah yang dapat berputar (traverse) 360 derajat, kabin platform dengan lapis baja baru, awak senjata/platform juga cukup tiga personil saja, karena beberapa sistem sudah otomatis.
Seperti dikemukakan dalam artikel sebelumnya, ZUZANA 2 disebut juga sebagai ZUZANA A1 dan ZUZANA XA-1.
Varian baru ini lulus uji lapangan pada 2009 dan sebanyak 25 unit telah diserahkan kepada pihak Angkatan Darat Republik Slovakia antara 2021 dan 2022 ini. Penyerahan pertama dilakukan di Markas Batalyon Mekanis ke-11 Michalovce, SVK Army.
Selanjutnya senjata tersebut ditempatkan pada Self-Propelled Artillery Batallon Michalovce, yang sebagian kekuatannya ditempatkan bersama NATO eFP BG Latvia, dan sebagian lagi tetap berada di Slovakia untuk kegiatan latihan.
Varian ZUZANA 2 dipasang pada platform truk taktis 8x8 TATRA 8Ã yang memiliki mobilitas tinggi dan mampu menempuh jarak cukup jauh, dan senjatanya mampu melakukan penembakan Multiple Rounds Simultaneous Impact (MRSI). Munisi yang digunakan segala jenis munisi howitzer kaliber 155mm standard NATO. Senjata dipasang di luar kubah, diantara dua kompartemen yang terpisah.
Varian lain dari ZUZANA adalah 155mm ShKH Himalaya, varian ini diusung dengan platform kendaraan lapis baja beroda rantai T-72, dikembangkan pada era 1990an.
Data Singkat
Kaliber: 155mm/L52.
Jumlah munisi yang dibawa oleh sistem senjata: 40 proyektil & 40 charges. Jarak jangkauan tembak dengan proyektil normal: 5,6 km hingga 39,6 km.
Kemampuan penembakan rata untuk tahap awal: 6 proyektil/menit. Atau berikutnya 16 proyektil dalam 3 menit, dan memiliki kemampuan
penembakan MRSI – multiple round simultaneous impact.
Pemuatan proyektil dan charge ke kamar peluru dilakukan secara otomatis.
Putaran kubah/traverse: 360 derajat.
Sudut Elevasi/depresi: +70 derajat/-3,5 derajat.
Chassis: Modifikasi dari TATRA 8x8 (banyak menggunakan komponen dari Tatra T815 Koloss Heavy High mobility truck).
Ukuran: Panjang: 12,97 meter, Lebar: 3,015 meter, Tinggi: 3,30 meter.
Bobot total dari sistem: 28.450 kg.
Kecepatan maksimum di jalan raya: 80 km/jam, dengan jarak tempuh 750 km.
Kemampuan melampaui rintangan vertical setinggi 0,60 meter, landaian selebar 2 meter, dan melintas di genangan air setinggi 1,40 meter.
Pada kabin terdapat manhole yang dapat dipasangi senjata mesin kaliber 12,7mm (.50).
Gelar senjata (gun laying) dilakukan secara otomatis, data penembakan dikalkulasi dengan komputer yang ada di cabin, pembidikan/ pengarahan laras terhadap target dilakukan secara otomatis.
Kabin dilapisi pelat baja yang tahan terhadap serangan proyektil senjata infanteri kaliber kecil, atau pecahan proyektil artileri atau mortar. Lapisan pada sudut depan bagian kabin tahan terhadap serangan munisi jenis armor-piercing hingga kaliber 14,5mm. Selain itu, cabin juga terlindung dari bahaya serangan senjata Nubika, dan juga memiliki sistem pemadam api/kebakaran yang bekerja secara otomatis.
Pasar Ekspor
ZUZANA 2 agaknya mendapat tanggapan pasar ekspor cukup menjanjikan. Diberitakan pada awal April 2022 ini, pihak Ukraina berminat untuk membeli dua batere (16 unit) ZUZANA yang diusung Tatra 8x8 dari Slovakia. Pembicaraan untuk pembelian tersebut dikonfirmasi oleh Menteri Pertahanan Slovakia Jaroslav Nad.
Ukraina sendiri telah mengembangkan sistem senjata serupa yaitu SpGH 2S22 Bohdana dan sudah diuji tembak hingga 450 kali penembakkan di Pusat Latihan Alibey - Odesa, namun program tersebut baru sampai pada tahap prototype demonstrator – satu unit, dan Negara tersebut sudah masuk dalam tahap peperangan dengan Rusia.
Selain itu, Ukraina telah melakukan uji atas Sistem Senjata DANA-M2 dengan kaliber 152mm bertempat di daerah Rivne. Desember 2020 Ukraia memesan 26 pucuk DANA-M2, namun kontrak tersebut ditangguhkan karena adanya masalah penggelembungan harga.
Untuk kontrak dua batere ZUZANA akan memakan waktu dua hingga tiga tahun, dan Ukraina sangat membutuhkan pada saat ini. Ada kemungkinan ZUZANA yang akan dikirim berupa versi lama yang sudah ada stock di Slovakia. Jelas bahwa kualitasnya akan berbeda dengan ZUZANA 2, namun tetap berstandar NATO, sehingga bekal munisinya tetap mudah didapat.
Pandangan
Dalam pameran peralatan militer EUROSATORY 2022 di Paris Juni lalu, sistem senjata Mobile Howitzer caliber 155mm cukup menjadi perhatian. Sistem senjata tersebut dipamerkan pada lokasi ruang pameran yang hampir di tengah-tengah venue.
Dari beberapa pandangan umum, para produsen sistem senjata tersebut berupaya menarik perhatian kalangan pertahanan Negara-negara Eropa sebagai reaksi atas invasi Rusia ke Ukraina. Dalam pandangan pameran tersebut disebut juga sebagai “Artillery-centric approach”.
Dalam pameran tersebut terjadi juga kontrak pembelian sistem senjata Mobile howitzer antara produsen dengan Negara pembeli, seperti kontrak antara BAE Systems dengan pihak Swedia untuk Mobile Howitzer 155mm ARCHER. Kontrak lainnya antara NEXTER dengan Lithuania untuk CAESAR.
Diluar acara pameran tersebut, pihak NEXTER dari Perancis juga sudah berhasil menjual sista Mobile Howitzer CAESAR ke berbagai Negara, yang terakhir ini dari pihak Belgia, Arab Saudi, Maroko, dan yang paling mutakhir dengan Ceko.
Situasi peperangan di Ukraina menjadi bahan kajian untuk sistem persenjataan. Sejak meletusnya peperangan pada 24 Pebruari 2022, terlihat penggunaan senjata konvensional lebih dominan dibanding misil jarak jauh yang canggih – kecuali beberapa pemberitaan yang bombastis selalu mengatakan serangan misil ke bangunan sipil. Penggunaan senjata artileri lapangan semacam meriam tarik kaliber besar maupun howitzer Gerak-Sendiri (GS) cukup menjadi perhatian.
Sistem senjata Artileri 155mm GS dianggap efektif dan lebih murah dibandingkan sista misil maupun dibandingkan dengan harga kendaraan tempur dengan meriam caliber diatas 120mm. Sista Howitzer Gerak-Sendiri (GS) dapat dengan mudah dipindah-pindahkan, dan dapat digelar dalam waktu yang relatif singkat.
Cukup beralasan apabila produsen sista mobil artileri kini banyak melakukan produksi sistem baru yang lebih modern dan canggih. Di 2015 pihak NEXTER selaku produsen CAESAR telah menandatangani perjanjian kerjasama dengan Krauss-Maffei Wegmann yang disebut sebagai KNDS (KMW-NEXTER Defence Systems).
Kemungkinan mereka akan memproduksi bersama sistem senjata kaliber 155mm/L52 yang akan dipasang pada platform kendaraan tempur BOXER, sehingga senjata dapat ditembakkan saat platform bergerak – dengan penembakan rata-rata 8 butir proyektil per menit, dan cukup diawaki oleh dua personel.
Catatan
Setidaknya ada 8 000 hingga 9 000 howitzer kaliber 155 mm/39 yang digunakan saat ini, sebagian besar akan di tingkatkan menjadi kaliber 52.
Negara yang memperkenalkan atau sudah menggunakan sistem dengan kaliber 155 mm/52 standar NATO antara lain; Jerman, Belanda, Singapura, Spanyol, Finlandia, Italia, Polandia, Perancis, Indonesia, dan Inggris. Sedangkan di AS sedang dikembangkan kaliber lainnya dalam proyek “Crusader’ – dengan sistem kaliber 155 mm/54.
BAE System di Swedia telah mengakuisisi industri militer besar BOFORS dari Celcius Group/Nobel Group. BOFORS – Swedia merupakan salah satu industri persenjataan tertua di kawasan Eropa yang berdiri pada era 1800an. Produk Bofors yang terkenal dari mulai senjata anti serangan udara (PSU) L/60, L/70 hingga misil RBS-70/-90, serta meriam-meriam utama untuk kapal perang.
Kemajuan teknologi disektor munisi howitzer 155mm juga terus berkembang. Dari mulai hypersonic glide flight bodies, precision GPS guidance, dan rocket assisted projectile menjadikan senjata artileri memiliki kemampuan yang semakin tinggi, termasuk sistem senjata howitzer mobil.
Pada 3 September 2020 pihak US Army telah melakukan uji penembakan Hypervelocity Projectile (HVP) dari howitzer GS M109A6 Paladin yang digunakan untuk meng-intercept target drone BQM-167 – disimulasikan sebagai misil jelajah – dan uji tembak tersebut berhasil menghancurkan sasaran drone tersebut. Munisi HVP glide body mampu menembak target udara berukuran kecil. Sementara, senjata M109A6 sudah cukup banyak dimiliki oleh US Army maupun Angkatan Darat Negara lain.
Dari uji tersebut terlihat potensi senjata howitzer juga ampuh untuk menghadapi target udara. Dalam uji tembak tersebut jarak tembak mencapai 93 km (58 mil atau 50 mil laut) dan bobot munisi HVP sekitar 31 kg serta flight body seberat 21 kg, berisikan hulu ledak dan pemandu.
Kami akhiri dahulu serial sistem senjata Howitzer Mobil sampai disini. Semoga bermanfaat bagi pembaca (M.ALI Haroen).
Foto: Istimewa
