IndonesiaMandiri, Indonesia Mandiri - Pengembangan sistem senjata Mobile Howitzer berkaliber besar bukan saja dilakukan oleh kalangan industri militer
TYPE-19 WHEELED SELF-PROPELLED HOWITZER |
13. TYPE-19 WHEELED SELF-PROPELLED HOWITZER
Pada 2011 Kementrian Pertahanan Jepang menyetujui kebutuhan Angkatan Darat pasukan Beladiri Jepang mendapatkan sistem Senjata baru berupa Mobile Howitzer. Atas dasar tersebut maka pada 2013 dimulailah upaya pengembangan sistem senjata tersebut.
Akhirnya di 2018 dihasilkan lima unit prototype kendaraan yang siap untuk dievaluasi. Hingga 2019 telah diserahkan tujuh unit prototip dari pihak pengembang Japan Steel kepada pihak Angkatan Darat Pasukan Beladiri Jepang sebagai alteratif pengganti sistem senjata meriam tarik FH07. Salah satu unit prototype dipertotonkan kepada public dalam acara latihan “Fuji Fire” pada 22-25 Agustus 2019.
Dan, Kementrian Pertahanan akhirnya memutuskan untuk membeli sebanyak 33 unit yang disebut Mobile Combat Vehicle Type-19 senilai 23,7 milyar Yen, dan 22 unit Type-16 Mobile Combat Vehicle 8x8 yang dilengkapi dengan meriam kaliber 105mm senilai 16,1 milyar.
Pemilihan sistem senjata Mobile Howitzer ini dinilai sebagai alternatif yang lebih murah dibanding sistem senjata pendukung tembakan lambung lainnya. Dari perspektif efisiensi tempur juga dianggap akan lebih bermanfaat dalam mendukung gerak maju pasukan infanteri maupun pelumpuhan sistem pertahanan lawan.
DATA SINGKAT
Produsen senjata: Japan Steel Works, Jepang
Mulai dipakai jajaran Angkatan Darat Pasukan Beladiri Jepang di 2019.
Awak senjata: 5 Personel, Berat: 23 ton (25 ton)
Ukuran: Panjang: 11,40 meter, Lebar: 2,50 meter, Tinggi: 3,40 meter.
Kendaraan: Truck taktis 8x8 MAN HX77 dengan mesin Diesel MAN DF2066 LF34, berkekuatan 440 hp, kecepatan maksimum di jalan raya 88 km/jam, jarak tempuh 800 km. Transmisi otomatis dengan 12 gigi maju dan 2 gigi mundur.
Kekuatan menanjak: 60%, kemiringan 40% Lintas halangan vertical setinggi 0,60 meter, melintas landaian selebar 1,80 hingga 2,50 meter, melintas di genangan air sedalam 1,20 meter.
SENJATA
Meriam artileri kaliber 155mm/L52 dengan multi-slotted muzzle brake, jarak tembak maksimum dengan proyektil HE sejauh 30 km, proyektil rocket assisted 38 km atau 40 km proyektil Type 93 base bleed. Penembakan rata-rata 6 proyektil per menit. Sistem senjata mobile howitzer Type-19 dalam Bahasa Jepang disebut itokyuu-shiki-sourin-jisou-155mm-ryuudan-hou atau self-propelled gun.
Meriam dan sistem penanganan munisi diproduksi oleh pihak Japan Steel Works, sedangkan modifikasi platform kendaraan truck taktis MAN HX77 8x8 dan pengintegrasian dengan sistem senjata dilakukan oleh pihak Mitsubishi Heavy Industries.
Pengoperasian senjata oleh awak senjata dilakukan dalam kabin yang pintunya terbuka, saat sistem dalam posisi siap tembak. Platform (bagian belakang truk) posisinya direndahkan dan di tahan dengan penahan hidraulik semacam dongkrak (jack). Untuk bekal ulang munisi
dan awak tambahan, menggunakan kendaraan truk taktis terpisah.
Platform Type-19 tergolong sebagai soft-skin (tidak tahan peluru), namun kabin dapat dimodifikasi menjadi kabin tahan peluru. Sejauh ini sistem senjata ini digunakan oleh pihak Angkatan Darat Pasukan Beladiri Jepang, dan tidak diperuntukan bagi pasar ekspor.
14. SH-15
14. SH-15 |
SH-15 tergolong sebagai sistem senjata baru. Mulai dipublikasikan kepada umum pada 2018, dimana saat itu diperkirakan pihak pabrik telah memproduksi sebanyak satu batere sistem senjata SH-15 untuk kepentingan uji-coba dan bahan evaluasi.
SH-15 banyak mengambil dasar rancangan dari sistem senjata terdahulu yaitu SH-1 – yang utamanya diperuntukkan untuk ekspor. Idenya diperkirakan datang dari sistem senjata sejenis yang sudah ada di pasaran internasional. Dalam jajaran Angkatan Darat Tentara Pembebasan Rayat China, ssenjata ini dikenal juga dengan sebutan PCL-181, dan merupakan pengganti dari senjata howitzer lapangan PL-66.
MERIAM UTAMA/HOWITZER
Senjata meriam utama yang digunakan diperkirakan merupakan modifikasi dari Howitzer AH-2 kaliber 155mm/L52. Munisinya diproduksi NORINCO dengan jenis yang kompatibel dengan munisi stanfar NATO kaliber 155mm. Howitzer dapat menembakan berbagai jenis munisi kaliber 155mm NATO, baik untuk tembakan langsung maupun melambung. Bila menggunakan munisi V-LAP dengan rocket assisted, jarak tembaknya dapat mencapai 53 km.
Dapat juga menembakkan precision-guided munition yang diproduksi berdasarkan teknologi laser-guided projectile Krasnopol dari Rusia.Cna telah memperoleh lisensi produksi jenis munisi tersebut pada akhir era 1990an, dan telah berhasil melakukan pengembangan sendiri untuk proyektil precision guided. Jarak jangkauan tembak untuk proyektil tersebut adalah antara 20 km hingga 25 km.
Jangkauan jarak tembak memang bergantung kepada perpaduan antara proyektil dan propellant charge. Sistem senjata berikut platform diawaki oleh enam personel. Kendali penembakan dengan sistem komputer, dilengkapi juga dengan perangkat navigasi, sistem positioning dan targeting. Unit SH-15 ini menerima data/informasi sasaran dari kendaraan Komando.
KENDARAAN
Kendaraan taktis yang digunakan sebagai platform sistem senjata berupa truk taktis Shaanxi, dilengkapi kabin lapis baja, dapat mengakomodasi 6 personil. Sistem pelindung kabin dapat menahan serangan munisi caliber kecil maupun pecahan proyektil artileri/mortar. Dibagian atap kabin terdapat manhole untuk menembakan senjata pelindung berupa senapan mesin berat kaliber 12,7mm.
DATA UMUM
Perancang untuk seluruh sistem SH-15 adalah Nanjing University of Science and Technology. Ukuran sistem: Panjang: 6,5 meter, Lebar: 2,66 meter, Tinggi: 3,60 meter. Bobot tempur: 25 ton
Cina melalui NORINCO terus mengembangkan sistem senjata bagi kepentingan Angkatan Darat Tentara Pembebasan Rakyat, termasuk sistem senjata Mobile Howitzer 155mm ini. Dapat dipahami bahwa untuk sistem senjata sejenis itu kini terus dikembangkan sampai untuk dioperasikan sebagai sistem senjata pertahanan pantai/pesisir.
Dalam berbagai kajian konsep 155mm self-propelled howitzer (SPH) acting as mobile coastal/littoral artillery. Kajian tersebut mencakup juga pengembangan pada proyektil GPS precision-guided rocket-assisted dan teknologi hypervelocity shell.
TEROBOSAN UNTUK MOBILE HOWITZER 155mm
Sistem senjata Mobile Howitzer kini memiliki kemampuan penembakan rata-rata cukup tinggi, pemuatan munisi ke senjata dilakukan secara otomatis. Demikian juga dengan pengaturan elevasi dan traverse, sehingga penembakan dapat dilakukan dalam jarak waktu lebih singkat, dan mampu membidik dan menembak kepada target yang sedang bergerak maupun target dengan ukuran relatif kecil.
Biasanya sistem pertahanan pantai/pesisir menggunakan sistem senjata misil LRPF – Long-range precision fires, dan land based anti-ship missiles (LBASM) untuk menghadapi target ancaman kapal perang permukaan dalam jarak jangkauan yang cukup jauh.
Kini sebagai alternatif dikaji kemampuan sistem senjata Mobile Howitzer yang perhitungan biaya akuisisi dan pengoperasiannya lebih ekonomis dibandingkan misil. Terlebih dengan telah diproduksinya jenis-jenis munisi jarak jauh seperti V-LAP dengan rocket assisted munition (M.ALI Haroen).
Foto: Istimewa