Pembangunan PLTS ini merupakan bentuk komitmen Indonesia dalam transisi energi untuk mengatasi perubahan iklim,” kata Menteri Koordinator Bidang Kemar
PLTS terapung pertama di Nusa Dua, Bali |
PLTS Terapung ini merupakan langkah baru Indonesia dalam memanfaatkan energi surya sebagai sumber energi pembangkit yang terapung di badan air. Kapasitas terpasang PLTS Terapung ini 100 KWp konstruksinya dikerjakan dalam waktu singkat dan nilai TKDN nya sudah mencapai 49,6%.
Dalam membahas transisi energi, Indonesia telah komitmen berkontribusi pengurangan emisi gas rumah kaca dan mencapai target Net Zero Emission pada 2060. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk mengurangi misi karbon serta mencapai net zero emission ini.
“Dimulai dengan rencana pengalihan pembangkit pembangkit yang bersumber pada energi fosil menuju pembangkit yang lebih ramah lingkungan, serta terus mengembangkan teknologi dan inovasi dalam memanfaatkan sumber sumber energi yang ramah lingkungan,” jelas Luhut.
Langkah awal ini akan menjadi pendorong pengembangan PLTS Terapung di Indonesia, karena potensinya sangat besar. “Pemanfaatan lahan diatas badan air ini akan mengatasi hambatan pembangunan pembangkit yang seringkali kesulitan menemukan lahan darat yang tepat,” tambahnya.
Menko Marves Luhut saat menghadiri peresmian PLTS |
Sementara Direktur Utama PT. PLN Darmawan Prasodjo menyampaikan, “pembagunan PLTS ini merupakan komitmen kami untuk kebaikan masa depan termasuk salah satu cara untuk menambah lapangan pekerjaan di Indonesia” (ma).