“Persetujuan yang telah diberikan pemegang saham melalui gelaran RUPSLB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa) Lanjutan menjadi milestone penting dala
Kinerja terus membaik, berbagai program inovatif siap diluncurkan |
Garuda Indonesia baru saja melakukan RUPSLB Lanjutan (14/10), dihadiri atau diwakili oleh 23.007.965.994 lembar saham atau 88.87 persen dari keseluruhan pemegang saham. Ini sebagai lanjutan dari rangkaian agenda mata acara RUPSLB yang sebelumnya telah dilaksanakan pada Agustus 2022 lalu.
“Hasil ini mempertegas komitmen Perseroan terhadap realisasi rencana perdamaian yang sebelumnya telah mendapatkan persetujuan dari mayoritas kreditur melalui putusan hasil homologasi PKPU pada Juli 2022 lalu. Sehingga kami berharap hasil putusan RUPSLB Lanjutan ini akan dapat mengakselerasikan proses transformasi kinerja, utamanya melalui restrukturisasi yang diharapkan dapat rampung pada akhir tahun 2022,” papar Irfan.
Dalam agenda RUPSLB Lanjutan, Garuda Indonesia berhasil memperoleh persetujuan dari pemegang saham untuk sejumlah agenda aksi korporasi Perseroan dalam kaitan penambahan modal usaha di antaranya melalui persetujuan pemegang saham guna menambah modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (”HMETD”), menerbitkan sebanyak-banyaknya 68.072.851.377 lembar saham (”PMHMETD”).
Juga, melakukan konversi utang Perseroan kepada kreditur sehubungan dengan Putusan Homologasi Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, melalui penerbitan sebanyak-banyaknya 22.970.514.286 lembar saham melalui penambahan modal tanpa memberikan HMETD dengan total utang yang akan dikonversi maksimal Rp 4,2 triliun menjadi saham mengacu ketentuan POJK 14/2019 (”PMTHMETD”, dan bersama-sama dengan PMHMETD ”Penambahan Modal”).
Pimpinan Garuda Indonesia dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Lanjutan |
“Sehingga tahun depan diproyeksikan akan menjadi momentum penting bagi Perusahaan dalam mewujudkan misi menjadi entitas bisnis yang lebih sehat, kompetitif, dan profitable,” kata Irfan.
Komposisi Penambahan Modal tersebut nantinya termasuk rencana penyertaan modal negara (PMN) untuk Perseroan yang sebelumnya telah dialokasikan sebesar Rp7,5 triliun oleh Pemerintah dalam Cadangan Pembiayaan Investasi sebagaimana akan ditetapkan kembali dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2022 (ma).
Foto: Istimewa