Paket bantuan Amerika Serikat (AS) terus berdatangan, seperti US$775 juta untuk pasukan tempur Ukraina, termasuk didalamnya paket Drone Scan Eagle yan
Misil AGM-88 HARM (High-speed Anti Radiation Missile |
Sebelumnya, AS mengirim endorse berupa senjata misil anti radiasi berkecepatan tinggi AGM-88, tujuannya untuk membungkam radar-radar artileri Rusia. Menurut para pengamat tempur Pentagon, Ukraina berhasil mengintegrasikan misil AGM-88 dengan pesawat tempur milik Angkatan Udaranya. Sehingga, mampu untuk mencari, menghancurkan radar-radar anti serangan udara pihak Rusia.
Untuk paket Drone Scan Eagle, pengiriman endorse sebanyak 15 unit. Drone tersebut termasuk kategori drone kecil, long-endurance, low-altitude. Dibuat oleh industry Insitu, kegunaan utamanya untuk misi pengintaian dan memandu persenjataan artileri dalam membidik posisi target penembakan.
Ukraina juga telah menerima endorse dari negara pendukung lainnya berupa; 16 pucuk Howitzer kaliber 105mm beserta 36.000 butir munisinya, 1.000 unit tabung peluncur misil anti-tank Carl-Gustaf – sejenis AT-4, 40 unit kendaraan MRAP, 50 unit HMMWV, dan 1.000 pucuk senjata anti-tank Javelin.
Kini AS sedang memproses pengiriman persenjataan lainnya. Saat ini sedang dalam proses kontrak untuk National Advanced Surface-to-Air Missile System for Ukraina, yang ekspektasi pengirimannya dalam waktu relatif dekat. Sistem senjata misil tersebut akan diproduksi bersama antara pihak Kongsberg Defence dan Norwegia bersama pihak Raytheon Technologies, Amerika.
Selanjutnya berupa paket tambahan munisi roket untuk mendukung 16 unit M142 HIMARS – HIgh Mobility Artillery Rocket Systems yang sudah dioperasikan di Ukraina. Diakui, sejauh ini masih belum terlihat efektivitas penggunaan HIMARS dalam pertempuran di Ukraina.
Salah satu kekhawatiran dari berbagai kalangan adalah, dengan kian banyaknya terjadi ledakan di dekat pembangkit listrik bertenaga nuklir terbesar di Eropa, berlokasi di Zaporizhzhia ditengarai dapat mempengaruhi catastrophe sekitar benua tersebut.
Penyebab terjadinya pertempuran di kawasan tersebut kedua pihak saling menyalahkan siapa yang memulainya. Sesungguhnya mudah diterka siapa yang paling diuntungkan apabila salah satu pihak disalahkan.
Terlebih lagi kekhawatiran dihembuskan oleh kalangan Negara-negara donor Ukraina. Seperti ungkapan dari salah satu pihak pertahanan berikut:
“We are very concerned about military operations at or near any of new Ukraine’s nuclear power facilities and are very concerned about any reports of damage to specifically the Zaporizhzhia nuclear power plant’s power lines,” the defense official said. “We’ve been very clear that fighting near a nuclear power plant is dangerous, is irresponsible. And we want the fighters and Russia to operate with extreme caution and conduct no actions that would result in a potential radiological release.”
Instalasi nuklir Ukraina yang dikuasai Rusia |
Diperkirakan oleh Kotin, sekitar 500 serdadu Rusia berada di Kompleks tersebut. Mereka (Rusia) menjadikan instalasi tersebut sebagai tameng dalam menghadapi pasukan Ukraina, lanjut Kotin. Situasi tersebut juga sangat menjadi perhatian Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres.
The Institute for the Study of War – Washington DC, mengomentari, Russia menggunakan Instalasi Nuklir tersebut untuk mempermainkan ketakutan bagi pihak Barat akan bencana nuklir; "likely in an effort to degrade Western will to provide military support" to Ukraine.
Paket Donor Kian Besar
Paket donor berikutnya yang akan diterima oleh Ukraina adalah berupa Security and Economic Assistance sebesar US$40 milyar yang sudah disetujui oleh pihak Kongres AS dan di Undang-kan pada Mei 2022. Merupakan Paket Ke-19 yang dialokasikan oleh Pemerintah Amerika Serikat bagi Ukraina sejak meletusnya peperangan pada 24 Pebruari 2022 yang lalu.
Agaknya peperangan di Ukraina masih akan terus berlanjut. Pihak-pihak pendukung/donor peperangan terus berupaya meningkatkan jumlah dan nilai bantuan mereka terhadap Ukraina guna berlanjutnya pertempuran. Disisi lain, melakukan upaya dis-informasi atas situas peperangan yang sedang berlangsung.
Seakan tidak menambut upaya kemanusiaan yang dilakukan seperti membuka keran ekspor hasil pertanian Ukraina dari tiga pelabuhan utama Ukraina (M.ALI Haroen).
Foto: Istimewa