"Program ini kita harapkan dapat memvalidasi our net zero strategy yaitu net zero tahun 2035 untuk kita harus dapat mengurangi emisi karbon hingga 50
Hari Pariwisata Dunia ditandai dengan merawat alam |
Keberadaan mangrove sangat penting menjadi destinasi wisata yang saat ini begitu diminati wisatawan. Karenanya program ini diharapkan juga dapat mendukung hadirnya destinasi-destinasi berbasis ekowisata.
"(Wisata mangrove) Ini banyak permintaannya baik dari regional, dari Eropa. Karena mereka bisa merasakan sensasi di tengah-tengah Mangrove itu kualitas oksigennya luar biasa jadi baik untuk kesehatan, bagus untuk lingkungan. Kami di Kemenparekraf juga akan mengembangkan wisata minat khusus ini agar semakin diminati wisatawan," jelas Sandiaga.
Penanaman ini merupakan program Kemenparekraf/Baparekraf didukung oleh Gojek dan Jejak.in untuk merealisasikan penanaman 41 ribu bibit mangrove sebagai upaya mewujudkan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan serta antisipasi perubahan iklim.
Perubahan iklim telah menjadi isu dan perhatian penting bagi berbagai negara di dunia termasuk Indonesia. Sesuai ketetapan Paris Agreement (2015), semua negara memiliki kewajiban berkontribusi dalam penurunan emisi termasuk melaksanakan, mengomunikasikan upaya ambisius, mitigasi, dan juga adaptasi yang ditetapkan secara nasional atau dikenal sebagai National Determined Contribution (NDC).
Menparekraf Sandiaga Uno (baju putih) tanam bibit Mangrove di Bali |
Menurut Sandiaga, pemerintah sebelumnya telah menargetkan penurunan emisi karbon sebesar 50 persen pada 2035 dan net zero emission pada 2050 di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, butuh kolaborasi yang kuat dari berbagai pihak termasuk sektor swasta (ma).