“Dengan program ‘Desa Wisata’ kami mengintegrasikan akomodasi lokal, daya tarik, dan saling melengkapi di bawah koordinasi pemerintahan desa dibungkus
Potensi desa wisata menjadi daya tarik tersendiri |
Di forum bergengsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Sandiaga memamerkan keunggulan desa wisata di Indonesia, karena terbukti mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat desa, seperti terlihat di Desa Wisata Penglipuran di Bali yang menghasilkan pendapatan lebih dari 1,45 juta dolar AS pada 2020.
Tanpa canggung, Sandiaga menyebutkan Indonesia saat ini menjadi acuan dunia dalam penanganan pandemi COVID-19 dan keberhasilan dalam membangkitkan sektor pariwisata setelah dua tahun dihantam pandemi.
Pandemi membuat pergerakan turis internasional turun 73 persen dibanding dari level pra-pandemi 2019. Dampaknya juga semakin besar karena pariwisata memiliki dampak lanjutan (multiplier effect) ke sektor lain. "Di Indonesia lebih dari 34 juta orang dengan mata pencaharian bergantung pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif," tutur Sandiaga.
Karenanya penting bagi setiap negara untuk mengubah konsep industri pariwisata yang lebih berkelanjutan. Dengan pariwisata global yang mulai tumbuh pascapandemi, sekarang saatnya untuk memulai transformasi ini. Dan, salah satu konsep pariwisata berkelanjutan di Indonesia adalah mengoptimalkan potensi desa wisata.
"Namun, kami tidak boleh berpuas diri. Sangat penting bagi kita untuk tidak kembali ke pendekatan bisnis seperti biasa. Kita harus membangun kembali industri pariwisata dengan lebih baik, lebih berkelanjutan, dan lebih tangguh," tambahnya.
Pengembangan sektor pariwisata yang berkelanjutan harus melihat tidak saja isu lingkungan atau kesejahteraan lingkungan. Tapi juga harus mengangkat martabat budaya lokal, masyarakat dan pengetahuan tradisional, serta menciptakan keseimbangan antara pariwisata massal dan pariwisata berkualitas.
"Baik sektor swasta maupun publik perlu fokus untuk memiliki tujuan yang terukur dan metrik yang sebanding. Komponen-komponen ini sangat penting untuk perbaikan jangka panjang dan akuntabilitas pariwisata berkelanjutan," urai Sandiaga.
Disoroti pula oleh Menparekraf tentang peran kaum milenial dan generasi Z dalam keberlanjutan tidak hanya sebagai turis, tetapi juga sebagai investor. Serta perlunya penguatan peran masyarakat sebagai agen perubahan transformasi pariwisata.
Menparekraf Sandiaga Uno di Sidan Umum PBB |
"Dan bersama Presiden Joko Widodo, tentunya kami menyusun tatanan ekonomi pariwisata baru yang lebih terbuka dan berkeadilan. Ini yang kita garis bawahi dan Indonesia mengambil posisi strategis, posisi sebagai negara yang menjadi acuan dari seluruh wilayah di dunia dalam penanganannya pandemi COVID-19 dan kebangkitan pariwisata," ungkap Sandiaga (ma).