Ada dua tokoh perempuan asal Aceh, yang berhasil menginspirasi dan mengangkat imajinasi, baik di level nasional bahkan internasional. Mereka adalah La
Laksamana Malahayati |
Hal itu dinyatakan sastrawan dan penulis Deknong Kemalawati dalam Webinar di Jakarta (3/3), yang diadakan oleh Perkumpulan Penulis Indonesia, SATUPENA, dan dipandu oleh Swary Utami Dewi dan Anick HT.
Menurut Kemalawati, Laksamana Malahayati bukanlah tokoh imajinatif, tetapi nyata adanya. Ia hidup di Aceh akhir abad ke-16 sampai awal abad ke-17. Informasi keberadaannya dan kehebatannya ditemukan dari laporan orang-orang Eropa yang pernah bertemu dengannya.
“Saksi matanya adalah John Davis. Ia pelaut Inggris yang jadi nakhoda kapal Belanda di bawah pimpinan De Houtman bersaudara, yang singgah di Aceh dan bertemu langsung dengan Malahayati. John Davis memberikan banyak informasi tentang kehebatan Laksamana Malahayati,” jelas Kemalawati.
Sedangkan Cut Nyak Dhien lahir pada 1848 di kampung Lam Padang Peukan Bada, Aceh Besar. Suami pertamanya Teuku Ibrahim Lamnga syahid dalam peperangan melawan Belanda. Suami keduanya Teuku Umar Johan Pahlawan juga syahid ditembak serdadu Belanda.
Cut Nyak Dhien |
Kisah Cut Nyak Dhien juga telah difilmkan. Film dibikin oleh pengusaha Aceh sekaligus seniman, Alwin Abdullah, dan disutradarai Erros Jarot. Pemeran utamanya adalah aktris senior pemenang piala Citra, Christine Hakim, dan Slamet Rahardjo Jarot (ma).
Foto: Istimewa