Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno, merekomendasikan Museum Pasifika Bali sebagai salah satu tempat side event
Karya seni di Museum Pasifika memiliki nilai sangat tinggi |
“Pak Philippe (pendiri Museum Pasifika) sudah mengajak kita untuk berkeliling. Dan saya terfikir untuk menjadikan Museum Pasifika ini sebagai tempat side event untuk kegiatan kita seperti G20. Kita bisa memulai dengan lunch atau cocktail atau mungkin dinner di sini. Membawa tamu-tamu, sehingga bisa mengapresiasi karya seni untuk kebangkitan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja,” ujar Sandiaga.
Museum Pasifika menyimpan 600 karya seni lukisan serta pahatan yang mengesankan dari 200 seniman di 25 negara Asia Pasifik. Selain itu, Museum ini menjadi pusat budaya dengan mengedepankan aspek pendidikan dan sosial, dan daya tarik wisata bertaraf internasional. Indonesia sendiri memiliki koleksi masterpiece dari Raden Saleh hingga Lempad, dari Affandi dan Hendra hingga Kobot.
Kehadiran karya seni ini menunjukkan, Indonesia memiliki potensia luar biasa. “Seperti yang kita lihat ini luar biasa, di belakang kita ada foto yang menjadi lukisan sangat epic dari Raden Saleh dan Pangeran Diponegoro. Seperti yang kita ketahui Raden Saleh memiliki koleksi termahal, lukisan yang di jual dapat mencapai harga 11 juta Euro dan ini sudah semestinya kita apresiasi,” jelas Menparekraf.
Rencananya, Menparekraf melakukan roadshow ke beberapa museum. “Karena museum ini harus bertransformasi dari tadinya museum yang statis menjadi living monument. Harus mampu bercerita, harus mampu memiliki aspek teknologi yaitu dengan NFT (non fungible token). Dan beberapa karya yang bisa masuk ke dalam metaverse ini, menurut saya akan membuka peluang usaha dan kesempatan kerja dan akan meningkatkan penghasilan dari pada pelaku ekonomi kreatif,” ujarnya.
Menparekraf Sandiaga Uno (kiri) bersama Philippe Augier pemilik Museum Pasifika |