Penghargaan Nobel begitu penting, karena diberikan kepada mereka yang dinilai sumbangkan berkah terbesar bagi kemanusiaan. Namun, Hadiah Nobel yang be
Alfred nobel yang begjtu melegenda |
akarta (IndonesiaMandiri) – Penghargaan Nobel begitu penting, karena diberikan kepada mereka yang dinilai sumbangkan berkah terbesar bagi kemanusiaan. Namun, Hadiah Nobel yang bergengsi ini, ternyata berawal dari gara-gara salah berita oleh sebuah suratkabar.
Ini dibeberkan Denny JA, Ketua Umum Perkumpulan Penulis Indonesia, SATUPENA, dalam Webinar Obrolan Hati Pena #22 di Jakarta (20/1). Diskusi digelar SATUPENA, membahas seluk beluk Nobel Sastra, dipandu Elza Peldi Taher dan Swary Utami Dewi.
Sebuah suratkabar Prancis pada 1888, kisah Denny, salah memberitakan saat Afred Nobel telah wafat. Padahal yang wafat adalah kakak kandungnya. Pemberitaan ini berpengaruh besar pada Alfred Nobel, karena nada berita itu adalah sukacita dan sinisme atas meninggalnya Alfred Nobel.
Berita itu menyatakan, “pedagang kematian” itu sudah wafat. “Betapa kaget dan sedihnya Alfred Nobel. Rupanya begitulah persepsi publik terhadap dirinya. Padahal dia ilmuwan penemu teknologi dinamit, yang berguna untuk membuat terowongan,” kata Denny.
Alfred Nobel kaya raya berkat paten penemuannya. Itu wajar saja. Tetapi mengapa dia dibenci? “Ternyata di luar kontrolnya, dinamit juga digunakan untuk perang, yang membuat kematian lebih besar. Media melihat, Alfred Nobel menemukan teknologi untuk membunuh,” papar Denny.
Setahun sebelum ia wafat, Afred mengumpulkan keluarganya dan ahli hukum yang ia sewa guna embersihkan reputasinya, dan minta pada keluarganya agar ikhlas menerima 4 persen saja dari harta kekayaannya.
Alfred Nobel beri 96 persen kekayaannya untuk kepentingan publik. Berbentuk dana abadi untuk kemanusiaan, yang sekarang berwujud Hadiah Nobel. “Pada 120 tahun lalu, harta kekayaan Nobel itu kira-kira nilainya Rp 120 triliun,” ungkap Denny.