Novel “Kincir Waktu,” yang berlatar belakang peristiwa Reformasi 1998, merupakan kontribusi apik bagi generasi penerus. Tujuannya, sebagai pengingat
Novel “Kincir Waktu” menguak berbagai peristiwa saat reformasi 1998 |
Hal ini diutarakan novelis Akmal Nasery Basral, dalam webinar yang diadakan oleh Perkumpulan Penulis Indonesia, SATUPENA, di Jakarta (5/12), membahas karya novel terbarunya berjudul “Kincir Waktu.”
Webinar Obrolan Hati Pena #16, dengan nara sumber Akmal Nasery Basral itu dipandu Swary Utami Dewi dan Anick HT. Akmal adalah lulusan FISIP UI dan pernah bekerja sebagai wartawan di majalah berita Gamma, Gatra dan Tempo.
Akmal mengutip penulis asal Republik Ceko, Milan Kundera, dimana novelnya itu merupakan bagian dari perjuangan untuk “melawan lupa.” Menurut Akmal, novelnya bisa disebut sebagai “historical fiction.” Karena ada peristiwa yang betul-betul terjadi dalam novelnya, sesuai fakta historis. “Tetapi juga ada unsur fiksinya, karena novel ini bukanlah karya jurnalistik,” akunya.
Akmal Nasery Basral |
Novel ini sangat menarik diikuti, dan akan ada jilid keduanya (rencana terbit Maret 2022). Dengan materi isi yang kuat serta ketebalan halaman dua jilidnya hingga sekitar 1200 halaman, “Kincir Waktu” ini layak disejajarkan dengan karya novel “crime fiction” kelas dunia dari Tom Clancy (dh).
Foto: istimewa