Masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) bisa berbangga, karena salah satunya memiliki kawasan konservasi perairan yang sangat besar potensinya dan banyak
Kapal pengawas untuk masyarakat NTT diberi lima buah |
Itu sebabnya, Pemerintah sejak 2005 telah menetapkan Laut Sawu sebagai wilayah sentral dari Taman Nasional Perairan/TNP sebagai kawasan konservasi laut, memiliki keanekarangaman perikanan dan sumberdaya laut lainnya yang cukup tinggi. Laut Sawu juga merupakan salah satu wilayah penting sebagai batas terluar NKRI dengan negara lain, sehingga masuk zona ekonomi eksklusif (ZEE).
Dan, Pemerintah melalui Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional-Badan Perencanaan Pembangunan nasionmal (PPN/Bappenas) membentuk Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF) guna menjalankan program Coral Reef Rehabilitation and Management Program (COREMAP) untuk menjaga serta merawat kawasan konservasi Laut Sawu.
Lewat program ini, Indonesia yang juga ditopang Bank Dunia, bertanggungjawab merawat kelestarian sumberdaya terumbu karang, ekosistem terkait, dan keanekaragaman hayati secara berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.
Kegiatan ini yang kini akan dituntaskan ICCTF dalam acara Exit Strategi COREMAP CTI World Bank Di TNP Laut Sawu Nusa Tenggara Timur, mulai dari Kupang hingga Sumba (15-17/12). Tonny Wagey, Direktur ICCTF Indonesia di Kupang mengatakan, kegiatan yang dilakukannya ini sebagai upaya mengajak Pemda setempat (NTT) beserta masyarakat untuk sama-sama melestarikan TNP Laut Sawu.
ICCTF juga menyertakan mitranya dari lembaga swadaya masyarakat, seperti Yayasan Terumbu Karang Indonesia (Terangi), Yapeka (Pemberdayaan Masyarakat dan Pendidikan Konservasi Alam), Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan Institur Pertanian Bogor (PKSPL IPB) dan PILI (Pusat Informasi Lingkungan Indonesia) , guna merangkul masyarakat pesisir sekitar Laut Sawu agar lebih peduli merawat lingkungannya.
Menara pengawas juga didirikan di empat kabupaten NTT |
Foto: istimewa