Peran Strategis Pushidrosal Dibahas Dalam FGD

"Diharapkan dengan FGD (Forum Group Discussion) ini dapat tercapai optimalisasi pemanfaatan data hidrografi dalam rangka pemenuhan data survei hidrog

Salah satu kapal survei Pushidrosal

Jakarta (IndonesiaMandiri) – "Diharapkan dengan FGD (Forum Group Discussion) ini dapat tercapai  optimalisasi pemanfaatan data hidrografi dalam rangka pemenuhan data survei hidrografi maritim nasional untuk pembangunan kelautan yang berkesinambungan."

Hal ini diutarakan saat sambutan tertulis  Komandan Pushidrosal (Pusat Hidro-Oseanografi TNI AL) dibacakan Wadanpushidrosal Laksda TNI Budi Purwanto, dalam FGD di Mako Pushidrosal, Jakarta (25/11).

Pushidrosal sebagai Lembaga Hidrografi Nasional berkontribusi penting di bidang hidrografi sejak masa Hindia Belanda hingga saat ini. Peran Pushidrosal mendukung pembangunan nasional dan pertahanan negara, seperti bidang diplomasi batas maritim, perlindungan lingkungan laut, dan keselamatan di wilayah perairan dan yurisdiksi Indonesia. 

Tujuan FGD bertema "Peran Pushidrosal sebagai Lembaga Hidrografi Nasional Dalam Mendukung Survei dan Pemetaan Maritim Nasional" secara hybrid ini, untuk memberi informasi dan mendapatkan masukan dari institusi terkait serta para pakar sebagai bahan dalam merumuskan kebijakan di bidang survei dan pemetaan maritim nasional. 

Kegiatan ini menghadirkan para pakar berkompeten di bidangnya, seperti Laksamana Pertama TNI Dyan Primana Sobaruddin (Asisten Operasi Survei dan Pemetaan Danpushidrosal), Hengki Angkasawan (Direktur Kenavigasian Ditjen Hubla), Hendra Yusran Siry (Sekretaris Dirjen Pengelolaan Ruang Laut MenKKP) serta A. Gusman Siswandi (Akademisi Fakultas Hukum Unpad).

Peserta FGD dari berbagai lembaga terkait survei dan pemetaan hidrografi

“Selama ini informasi dan data-data hidrografi telah banyak digunakan oleh berbagai industri maritim, organisasi dan para akademisi untuk mempelajari kondisi dan kegiatan pembangunan kelautan," sebuy Danpushidrosal.

Terkait hal itu, Pushidrosal tak bisa bekerja sendirian. Perlu kerjasama dengan pemangku kepentingan lainnya yang terkait dengan bidang kelautan, bersama-sama membangun tekad bangsa Indonesia menuju poros maritim dunia (ma).