Dunia sains dan filsafat seperti tak pernah "akur". Polemik diantara cabang ilmu ini terus menghangat seiring perkembangan zaman. Termasuk di Indonesi
Jakarta (IndonesiaMandiri) – Dunia sains dan filsafat seperti tak pernah "akur". Polemik diantara cabang ilmu ini terus menghangat seiring perkembangan zaman. Termasuk di Indonesia.
Para pembela dan pengkritik keduanya selalu tampil ke panggung mengemukakan argumentasinya. Itu sebabnya, Perkumpulan Penulis Indonesia, SATUPENA, akan mengulas lebih lanjut polemik ini melalui webinar.
Webinar Obrolan Hati Pena #15 akan mendiskusikan polemik “klasik” tersebut dengan nara wumber Dr. Budhy Munawar Rachman, dosen STF Driyarkara pada Minggu (28/11), pukul 14.00-16.00 WIB. dipandu Elza Peldi Taher dan Amelia Fitriani .
Polemik ini sebetulnya sudah berlangsung lama. Pada 2011, Stephen Hawking menyatakan, filsafat sudah mati. Menurut Hawking , filsafat sudah jauh ketinggalan zaman karena tidak bisa mengejar kemajuan teknologi, terutama fisika.
“Filsafat tak mampu mengimbangi perkembangan ilmu pengetahuan mutakhir,” kata Hawking. Pernyataan Hawking itu sendiri bukan hal yang baru.
Kaum positivis sejak abad ke-19 juga menyatakan hal yang sama. Bagi kaum positivis, sains memegang kunci realitas. Oleh karenanya, filsafat, agama, atau teologi harus dibuang, demi masa depan yang lebih rasional dan ilmiah bagi umat manusia.
Acara diskusi ini bisa diikuti di link zoom: https://s.id/hatipena15. Juga bisa melalui livestreaming: Youtube Channel, Hati Pena TV. Selain itu, lewat Facebook Channel: Perkumpulan Penulis Indonesia – Satupena. Ada sertifikat bagi yang membutuhkan (lw).