mendorong rekan-rekan sekalian untuk terus belajar dan berkarya, dan memahami isu kritikal serta berwawasan lingkungan demi masa depan Indonesia maju
Kendaraan listrik bakal banyak diminati masyarakat dunia, termasuk Indonesia |
Pasalnya, karena kekayaan sumber daya alam Indonesia melimpah, sementara selama ini telah bergantung pada komoditas mentah. Ketergantungan terhadap komoditas mentah itu dapat berakibat fatal bagi Indonesia, mengingat harga komoditas sangat fluktuatif. Contoh dampak negatif dari ketergantungan tersebut adalah menurunnya angka ekspor Indonesia ketika commodity boom berakhir setelah tahun 2013. "Ketergantungan ini pun mengganggu jalannya industrialisasi, karena membuat kita cenderung berpuas diri, terutama ketika harga komoditas dunia sedang tinggi – padahal banyak faktor eksternal yang mempengaruhi harga tersebut," urai Luhut.
Belajar dari pengalaman pahit tersebut, sambung Luhut, pemerintah telah melakukan berbagai upaya supaya Indonesia dapat melakukan hilirisasi sumber daya mineralnya. “Jika melihat dari nikel saja, kita dapat melihat keberhasilan hilirisasi ke arah stainless steel dengan ekspor besi baja pada tahun 2020 mencapai 10,9 miliar USD, hampir 10 kali nilai ekspor pada 2014 sebesar 1,1 miliar USD. Pembangunan ini juga berimbas ke meningkatnya lapangan kerja terutama di bidang teknologi. Di PT IMIP sendiri, lebih dari 30.000 SDM diserap sebagai tenaga kerja”, terang Luhut.
Namun demikian, SDM Indonesia belum sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan industri, sehingga masih diandalkannya TKA (tenaga kerja asing) untuk pengoperasian beberapa mesin tertentu meski porsinya kecil, yakni kurang dari 10 persen total tenaga kerja. Oleh karenanya, pemerintah terus mendorong industri melakukan transfer pengetahuan dan teknologi supaya masyarakat Indonesia dapat meraih manfaat di kemudian hari
Sementara itu, dampak positif secara ekonomi yang dirasakan oleh daerah-daerah yang melakukan hilirisasi nikel adalah selama masa pandemi pertumbuhan ekonominya terjaga. "Contohnya PDRB Sulawesi Tengah yang tidak mengalami kontraksi sama sekali sepanjang 2020 hingga saat ini, meskipun daerah lain dan PDB Indonesia mengalami kontraksi dalam terutama pada kuartal II-2020," kisahnya.
Disisi lain, Luhut menyebutkan pada era yang dinamis ini, isu energi dan sumber daya mineral memasuki babak baru. Dengan makin memburuknya dampak perubahan iklim, banyak negara-negara di dunia terus memperbarui target emisi mereka. "Karena secara jangka panjang, perubahan iklim, terutama yang diakibatkan aktivitas manusia (man-made), dapat mengancam kehidupan kita semua," paparnya.
Jadi, “secara global permintaan akan Electric Vechicle (EV)/kendaraan listrik, yang menghasilkan emisi lebih rendah atau bahkan 0, meningkat dengan tajam bahkan di saat pandemi. Contohnya, permintaan EV Eropa meningkat lebih dari 100 persen di tahun 2020,” bahasnya. Pemerintah akan terus mendorong pengembangan ekosistem EV dalam negeri, mulai dari manufaktur baterai termasuk cell, module, pack, recycling baterai, sampai produksi kendaraan EV. Pembuatan komponen baterai dan kendaraan EV akan mengandalkan komoditas andalan Indonesia seperti nikel, tembaga, aluminium, dan timah.
Menko Marves Luhut B. Panjaitan |