Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) apresiasi acara “Silek on the Sea: Basilek Ditampek Lapang” sebagai upaya memajukan sektor
Tradisi Silat di pesisir pantai Pariaman Sumatera Barat |
Direktur Event Daerah Kemenparekraf/Baparekraf Reza Fahlevi dalam keterangannya (31/10) mengatakan kegiatan yang dilakukan secara hybrid pada 30 dan 31 Oktober 2021 di Pentas Seni Pantai Kata Pariaman, sebagai bentuk aktualisasi nilai budaya masyarakat pesisir pantai Kota Pariaman.
“Kegiatan yang dilatarbelakangi aktivitas masyarakat berlatih silat di ruang terbuka ini merupakan atraksi budaya yang diharapkan mampu menarik pengunjung berwisata ke Kota Pariaman sebagai tujuan wisata yang aman, nyaman, dan mampu memberi kesan positif di tengah pandemi COVID-19 serta untuk melestarikan tradisi dan nilai budaya lokal,” jelas Reza.
Penyelenggaraan acara ini, lanjut Reza, merupakan bentuk adaptasi, inovasi, dan kolaborasi antara stakeholder terkait dan pelaku pariwisata. >
“Dalam masa adaptasi dan pascapandemi COVID-19, aktivitas pariwisata mengalami perubahan. Oleh karenanya, tren pariwisata ke depannya pun turut menyesuaikan dengan mengusung konsep pariwisata yang localized, personalized, customized dan smaller in size. Sustainability serta quality tourism menjadi perhatian dan fokus dalam pengembangan pariwisata,” paparnya.
Walikota Pariaman Genius Umar menambahkan,.silek atau silat merupakan warisan budaya tak benda yang dilestarikan, dikembangkan dan dimanfaatkan menjadi daya tarik wisata budaya. Terlebih, di setiap desa dan kelurahan di Kota Pariaman, terdapat tempat belajar silat atau dikenal dengan “Sasaran Silek”, dipimpin oleh seorang guru yang dinamakan “Tuo Silek”.
“Kota Pariaman sebagai salah satu daerah pesisir juga banyak tumbuh kelompok, sasaran atau komunitas silek, dan biasanya memanfaatkan tepian pantai sebagai wahana latihan bersama. Dari aktivitas masyarakat tersebut lahirlah gagasan untuk mengadakan kegiatan ini, yang diberi nama Festival “Silek on the Sea”,” ungkap Genius.