“Karena saya sendiri melihat untuk kesekian kalinya Raja Ampat ini, memang betul-betul sekeping surga yang ada di muka bumi dan rasanya sebagai orang
Pesan Menparekraf kepada divers dunia, belum komplit menyelam jika tidak jajal ke Raja Ampat |
Sandiaga didampingi Staf Ahli Bidang Manajemen Krisis Kemenparekraf/Baparekraf, Henky Manurung, Bupati Raja Ampat Abdul Faris Umlati, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Raja Ampat Yusdi Lamtego; menyelam (diving) hingga kedalaman 12 meter. Sawandarek, adalah salah satu lokasi wisata bawah laut terbaik di dunia.
Sawandarek menawarkan pesona surga di bawah laut yang luar biasa indah. Hamparan air laut yang sebening kristal, dengan gradasi warna tosca dan biru tua. Saat diving, Menparekraf menemukan berbagai jenis biota laut, seperti penyu, hiu, ikan nemo (clown fish), serta terumbu karang yang sangat cantik dengan berbagai warna.
Menurut Menparekraf, Raja Ampat adalah salah satu episentrum atau salah satu pusat dimana para wisatawan harus merasakan kenangan dan pengalaman menyelam di dalamnya. “Sementara untuk divers di seluruh dunia, saya mengirimkan pesan bahwa belum komplit menjadi divers kalau belum mengunjungi Raja Ampat,” puji Sandiaga.
Sauwandarek sendiri bisa diakses menggunakan perahu motor atau spead boat dari Pelabuhan Waisai yang merupakan pusat pemerintahan di Kabupaten Raja Ampat, dengan waktu tempuh kurang lebih 1,5 jam. Namun, sebelumnya wisatawan dapat menyebrang terlebih dahulu dari Pelabuhan Sorong menuju Waisai, dengan perkiraan waktu tempuh selama dua jam.
Ada tiga catatan menjadi perhatian Menparekraf. Pertama peningkatan kapasitas SDM, khususnya bagi pramuwisata. Kedua, usulan Kabupaten Raja Ampat menjadi salah satu destinasi live on board untuk karantina wisatawan. Ketiga, menyiapkan Raja Ampat sebagai lokasi side event di G20 di 2022 yang berkaitan dengan keberlanjutan lingkungan.
Menparekraf menyelam bersama dengan pimpinan daerah Raja Ampat |