Brebes/Jateng (IndonesiaMandiri) – Kawasan Pantai Brebes, Jawa Tengah, menjadi perhatian penting Pemerintah, melalui Kementerian Koordinator Bidang Ke
Pantai Brebes mengalami abrasi dari perubahan iklim |
Dalam Perpres tersebut, ada tiga kawasan ekonomi. Yakni Kedungsepur (Kendal, Demak, Ungaran, Salatiga, Semarang dan Purwodadi), Purwomanggung (Purworejo, Wonosobo, Magelang, Temanggung), dan Bregasmalang (Brebes, Tegal, Pemalang).
Ini yang menjadikan Kemenko Marves melalui Asisten Deputi Bidang Infrastruktur Dasar Perkotaan dan Sumber Daya Air, kembali melaksanakan koordinasi dan kunjungan kerja untuk meninjau infrastruktur dan bangunan pantai di Brebes (8/9).
"Kami dari Kemenko Marves ingin mendengar progresnya, apa saja yang sudah dilakukan dan kendala yang terjadi di lapangan. Sehingga bila terdapat permasalahan yang sifatnya lintas institusi, kami nantinya akan mengoordinasikan dengan pihak-pihak terkait," tanya Kepala Bidang Infrastruktur Sumber Daya Air dan Pantai, Suraji saat rapat koordinasi di Kantor Bapperlitbangda Brebes.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bapperlitbangda) Kabupaten Brebes, Edy Kusmartono melaporkan kondisi dilapangan. Disebutkan, kawasan pesisir Brebes memiliki tingkat kerentanan paling tinggi, yaitu di wilayah Kecamatan Losari dan Kecamatan Brebes. "Ini adalah kondisi eksisting saat ini yang tingkat abrasinya tinggi," jelas Edy.
Rencana yang akan dilakukan untuk pengembangan kawasan pesisir Brebes, lanjut Edy, diantaranya pembangun pelabuhan pengumpan (lokal maupun regional), pelabuhan perikanan, pembangunan kawasan ekonomi mangrove, Kawasan Pendukung Industri (KPI) dan Kawasan Industri Brebes (KIB). "Untuk yang terakhir, KIB harapannya semakin menipis. Kami sudah lebih 24 kali membahas dalam pertemuan namun belum ada kejelasan tindaklanjutnya," kisahnya.
Untuk pengembangan kawasan pesisir, ada permasalahan lingkungan yang terjadi. Seperti perubahan alam dan ilim, serta dari aktifitas manusia. "Yang tidak bisa ditawar terjadinya terkait perubahan alam dan iklim meliputi abrasi dan akresi. Nah ini menyebabkan perubahan pada garis pantai," ulas Edy.
Sedangkan permasalahan ditimbulkan dari aktifitas manusia, seperti penurunan permukaan tanah. Dampak yang sering dirasakan adalah musibah banjir rob kini sering terjadi. "Jadi semula ditahun sebelumnya banjir rob terjadi 2 kali setahun. Namun sekarang bisa 4 hingga 6 kali. Rob nya juga cukup tinggi. Dan surutnya juga lama bisa sampai 3 hari baru surut," tambahnya
Tim Kemenko Marves saat mengunjungi Desa Randusanga, Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes, melihat kondisi setelah banjir rob surut, jalan desa masih tergenang. Belum lagi ratusan hektar tambak warga rusak karena terendam.
Melihat hal ini, Suraji mengatakan semua pihak yang terkait seperti KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan, PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat), KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan), dan yang lain, perlu berrsinergi guna menyelesaikan masalahn ini. Dan, Pemkab dapat membentuk Tim Terpadu untuk Koordinasi Pengamanan Pesisir Brebes.
"Semua pihak harus lebih bersinergi, kerja bersama-sama untuk menyelesaikannya. Intinya kawasan yang telah diprioritaskan untuk pembangunan nasional, harus terus dilaksanakan untuk membangkitkan ekonomi masyarakat dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan," papar Suraji.
Tim Kemenko Marves tinjau pesisir Pantai Brebes |
Kaliwlingi kini jadi desa percontohan dengan ekosistem mangrove yang tumbuh subur, telah berkembang sebagai kawasan wisata menggerakkan ekonomi masyarakat. Kisah ini pun diangkat dalam film seri ‘Mangi-Mangi’. Film yang memberikan pengetahuan kepada masyarakat terkait pentingnya ekosistem mangrove (ma).