Jakarta (IndonesiaMandiri) – Dalam mewujudkan peran Indonesia sebagai poros maritim dunia, seperti kebijakan Pemerintahan Jokowi sejak awal, TNI AL me
ngan KRI Spica milik Pushidrosal, ekspedisi penelitian akan berlangsung |
Saat melepas keberangkatan kapal riset Pushidrosal KRI Spica-934 dari Dermaga Koarmada I Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta Utara (3/8), Kepala Staf TNI AL (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono didampingi Komandan Pushidrosal Laksdya TNI Agung Prasetiawan menjelaskan, Ekspedisi Jala Citra I “Aurora” ini merupakan pertama kali dilakukan putra-putri Indonesia setelah lama tidak dilaksanakan.
Momentum ekspedisi ini juga bertepatan dengan peringatan 100 tahun Hari Hidrografi Dunia, dimana Pushidrosal bersama dengan peneliti-peneliti dari Lembaga dan Kementerian melakukan penelitian di perairan Halmahera. Diharapkan penelitian ini dapat mengungkap sumber daya maritim di perairan tersebut yang belum tergali secara optimal.
“Ada misteri di perairan Halmahera”, ucap Kasal. Diantaranya misteri tersebut adalah adanya Gunung Api di dalam laut. Oleh karenanya, Pushidrosal bersama para peneliti dari berbagai lembaga akan mengungkap berbagai misteri atau potensi di perairan ini. Karena peran hidrografi, saat ini tak hanya turut menjamin keselamatan navigasi pelayaran saja. Tapi juga memberikan kontribusi bagi kepentingan strategis lainnya.
Eskpedisi Jala Citra I “AURORA” TNI AL ada tiga etape. Etape pertama 13-23 Agustus 2021 membawa 9 peneliti, Etape kedua pada 28 Agustus - 7 September dengan 9 peneliti, sementara etape ketiga 12-22 September 2021 tanpa peneliti. Ekspedisi ini direncanakan berlangsung pada Agustus hingga Oktober dengan KRI Spica-934 dari Pushidrosal
Ekspedisi ini menjadi tonggak penting peran Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia |
Penelitian ini juga bertujuan untuk melaksanakan pengumpulan data, hidrografi di perairan Halmahera dan sekitarnya, untuk kepentingan pemetaan, keselamatan navigasi dan pelayaran terkait di lokasi yang merupakan pendekat ke pelabuhan-pelabuhan khusus di Halmahera, dimana wilayah perairan pada area tersebut juga memiliki kondisi geologi yang kompleks serta keanekaragaman hayati,
Dengan ekspedisi ini, juga memberikan manfaat besar bagi bangsa Indonesia, karena dapat meneliti fenomena aliran pergeseran arus dari Samudra Pasifik ke Laut Banda menuju Samudra Hindia, serta koneksitasnya dengan sistem cuaca dan kandungan mineral bawaan pada kolom air laut (ma).
Foto: abri