Seekor anak Banteng Jawa (Bos javanicus) lahir dari pasangan Tina dan Telepak di Suaka Satwa Banteng (SSB) Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Tim
Populasi banteng di TN Baluran terus bertambah |
Anak Banteng dengan jenis kelamin betina tersebut lahir dalam keadaan sehat dan lengkap dengan berat badan (BB) 19,35 kg, panjang badan (PB) 60 cm, panjang total 82 cm dan tinggi badan (TB) 67 cm. Proses persalinan berjalan lancar dibantu oleh tim SSB dan dokter hewan.
Setelah tim SSB mendapat kabar Banteng Tina mendekati proses persalinan, dengan sigap segera menghubungi dokter hewan terdekat untuk mendapatkan bantuan medis. Setelah dokter hewan datang ke kandang SSB, segera kemudian dilakukan tindakan medis. Tepat pukul 05.44 WIB akhirnya anak Banteng tersebut lahir dengan selamat.
Kepala Balai TN Baluran Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan/KLHK, Pudjiadi mengatakan, tim SSB dibantu dokter hewan akan terus pantau dan merawat kesehatan anak Banteng tersebut secara intensif pada beberapa hari kedepan. “Harapannya agar Banteng kecil itu bisa tumbuh sehat dan normal serta terhindar dari berbagai ancaman gangguan penyakit yang membahayakan,” tambahnya.
Status konservasi Banteng Jawa (Bos javanicus) merupakan satu dari lima spesies Banteng yang ada di dunia (satu spesies telah punah). Berdasarkan IUCN Redlist, dikategorikan dalam status konservasi “Endangered” atau “Terancam Kepunahan”. Dari Surat Keputusan Direktur Jenderal KSDAE-KLHK No. 180/IV-KKH/2015, Banteng Jawa termasuk 25 jenis satwa prioritas terancam punah yang dilindungi.
Program Konservasi Banteng Semi Alami bakal dioptimalkan Konservasi Banteng Semi Alami bakal dioptimalkan |
Sejak 2012 TN Baluran telah melakukan konservasi melalui Program Konservasi Banteng Semi Alami (PKBSA) bekerjasama dengan Taman Safari Indonesia (TSI). Adapun Jumlah Banteng pada awal program sebanyak tiga ekor dengan komposisi 2 betina dan 1 jantan. SSB merupakan program konservasi semi alami Banteng Jawa yang telah dilakukan Balai TN Baluran sejak 2016 melalui SK Direktur Jenderal KSDAE Nomor : SK.374/KSDAE/SET/KSA.2/9/2016 tentang Penetapan Pusat Konservasi dan Breeding Semi Alami sebagai Suaka Satwa Banteng (Bos javanicus).
Pada 2016 jumlah populasi Banteng sebanyak enam ekor dan terus berhasil berkembang biak hampir setiap tahunnya hingga 2021 ini, termasuk kelahiran anak Banteng pada 7 Agustus 2021. “Saat ini jumlah Banteng yang ada di SSB Baluran terus bertambah, dan telah menjadi 10 ekor (2 jantan dan 8 betina). Harapan kami kedepannya sebagai pengelola yaitu agar populasi Banteng Jawa di SSB Taman Nasional Baluran bisa tumbuh berkembang dengan baik,” terang Pudjiadi (ma).