“Porang ini sangat menjanjikan dan sekali lagi saya harapkan Pak Menteri ada sebuah target-target angka yang harus kita punyai sehingga para petani i
Presiden senang dengar kisah petani Porang yang begitu insprirasi |
Presiden didamping Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, berkesempatan dialog dengan sejumlah perwakilan petani porang. Yoyok Triyono, salah satunya. Petani muda porang generasi ketiga ini, di hadapan Kepala Negara, bercerita mengenai bagaimana menggiurkannya prospek bercocok tanam umbi-umbian yang sedang naik daun sehingga menarik minat anak muda di Madiun menggelutinya.
"Petani milenial, petani muda di desa kami—mungkin di wilayah Madiun—kalau zaman dulu lulus sekolah cari kerja di kota. Kalau sekarang tidak Pak, lulus sekolah jadi petani porang, tiga tahun berjuang bertani porang, setelah tiga tahun bawa pulang mobil," cerita Yoyok.
Presiden pun langsung menanggapi Yoyok, "kalau dengar ceritanya yang terakhir tadi, semua ingin jadi petani porang jangan-jangan nanti," dan disambut gelak tawa mereka yang hadir. Yoyok menanam porang dari 2010 di lahan seluas 0,3 hektar, warisan ayahnya. Sekarang, luas lahan mencapai 3 hektar. Menurutnya, porang adalah komoditas yang sangat menjanjikan karena tidak hanya umbinya saja yang laku. Selain itu, porang juga cukup mudah untuk ditanam.
Banyaknya anak muda yang ingin menggeluti porang juga diamini oleh Didi Kuswandi, seorang petani dari Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun. Menurutnya, kini banyak generasi milenial ingin geluti sektor pertanian, utamanya porang. "Dulunya petani ini seolah-olah menjadi cita-cita pelarian saja, namun hari ini semua berbondong-bondong ingin menjadi petani porang. Termasuk saya Bapak Presiden, sudah lama di luar negeri, balik ke kampung menjadi petani," aku Warsito.
Porang atau dalam bahasa latin disebut Amorphopallus muelleri blume, merupakan tanaman umbi-umbian dengan beragam keunggulan. Selain rendah kalori dan juga bebas gula, porang bisa diolah menjadi berbagai bahan makanan hingga bahan kosmetik.
Presiden menilai komoditas ini produk menjanjikan dan memiliki masa depan cerah. Kepada para petani muda, Presiden berpesan agar tak hanya mengerjakan di lahan pertaniannya saja, tetapi juga bisa mengolahnya hingga pascapanen. Jokowi mendorong para petani bisa mengolah umbi porang menjadi barang jadi, misalnya menjadi keripik, seperti dilakukan PT Asia Prima Konjac pada awal berdirinya.
"Saya kira proses-proses seperti itu yang pemerintah inginkan. Jangan sampai nanti yang mengolah itu di Jepang, atau di China, atau di Korea Selatan, atau di Eropa, nggak. Kita harus mengolah sendiri, ada hilirisasi, ada industrialisasi, sehingga nilai tambah betul-betul ada di dalam negeri," terang Presiden.
Presiden tekankan Kementerian Pertanian mengawal porang agar tumbuh sebagai industri |
"Kalau dulu karena masyarakat di sekitar Perhutani tidak sejahtera, akhirnya yang dilakukan adalah penebangan. Tetapi kalau ini nanti bisa betul-betul masif berkembang di seluruh wilayah Jawa atau di luar Jawa, saya kira akan betul-betul mengurangi masyarakat kita untuk merambah atau merusak hutan. Saya kira arah ke depannya akan seperti itu,” pesan Presiden.
Pertanian sendiri merupakan salah satu sektor yang tetap bisa tumbuh di tengah pandemi Covid-19. “Oleh sebab itu, saya terus menyampaikan kepada Pak Menteri Pertanian agar yang namanya porang ini betul-betul diperhatikan, ada rencana jangka sedang dan jangka panjang, jangan sampai ekspornya dalam bentuk mentahan atau umbi-umbian, kalau bisa nilai tambah itu ada di dalam negeri," tegassnya (ma).
Foto: Hendrayani Y/Setpres RI