“Sampah plastik bukan hanya menjadi persoalan nasional, tetapi mencakup skala regional dan global yang harus diselesaikan secara kolaboratif melalui b
Sampah di laut sudah menjadi kepedulian bersama secara global |
Kemenko Marvesi bersama Pemerintah Republik Korea gelar workshop Strengthening and Improving Marine Litter Response in Indonesia (13-16/7), sebagai tindak lanjut dari Kerjasama bilateral Indonesia-Korea Selatan Korsel) bidang penguatan dan peningkatan manajemen pengelolaan sampah laut untuk periode 2019-2021.
Kerjasama ini bertujuan memperkuat kapasitas kebijakan dan mengembangkan keterampilan teknis profesional melalui pelaksanaan pemantauan sampah laut dan serangkaian program pelatihan untuk meningkatkan kapasitas pengelolaan sampah laut di Indonesia.
Rangkaian kegiatan ini juga membawa pesan bagi seluruh pihak tentang isu sampah laut tak dapat diselesaikan oleh satu negara saja. Karena dari beberapa hasil riset menunjukkan kemungkinan terjadinya perpindahan sampah laut lintas batas, sehingga penanganannya harus dilakukan secara sinergi pada level regional dan global.
Deputi Bidang Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Marves Nani Hendiarti |
Indonesia telah memiliki PP No.83/2018 tentang penanganan sampah di laut, menargetkan adanya pengurangan sampah plastik hingga 70 persen pada 2025. Saat ini, pengurangan sampah plastik telah mencapai 15,3 persen dalam kurun waktu dua tahun, dan masih harus bekerja lebih keras lagi untuk memastikan ekstra 54,7 persen di 2025. Jadi tersisa waktu empat tahun kedepan.
Indonesia juga mengajak Korsel untuk mendukung jalannya forum G20 yang akan dilaksanakan di Bali pada 2022, “Forum ini dapat menjadi wadah bagi kita untuk memberikan kontribusi dan aksi nyata dalam menangani isu sampah plastik di laut dalam cakupan skala yang lebih luas,” jelas Nani.
Workshop selama empat hari ini menghadirkan pakar lingkungan dan kelautan dari kedua negara dan diharapkan mampu memberikan kontribusi langsung pada lingkungan dan mempererat hubungan bilateral (bp).