Presiden Konferensi Para Pihak/Conference of Parties (COP) ke-26 United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) di Glasgow Inggris, Al
Menteri LHK Siti Nurbaya dan Presiden COP 26 Alok Sharma di Jakarta |
Kedatangan dirinya ke Indonesia (31/5) bertemu ke beberapa menteri, untuk lebih memperkuat komitmen Pemerintah Indonesia-Inggris dalam mencegah kenaikan suhu bumi di bawah 1,5°C seperti yang disepakati pada Persetujuan Paris di 2015 lalu.
Saat berjumpa Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan/LHK Siti Nurbaya, dijelaskan tentang langkah-langkah Indonesia berkaitan dengan National Determination Contributions (NDC). Siti menyebut, dalam penghitungan angka-angka emisi karbon dari segala sektor, maka di 2030 Indonesia pada sektor hutan sudah akan mencapai karbon netral, dan dapat menyimpan karbon. “Bahkan sudah bisa menyimpan carbon sebanyak 140 juta ton khusus dari sektor kehutanan," ujar Siti.
Namun Siti mengakui, saat ini sedang terus dihitung emisi karbon sektor energi. Di sektor energi masih relatif lebih berat. Artinya, terdapat kebutuhan akan investasi dan teknologi yang cukup besar serta dukungan kerjasama teknis internasional dan sektor swasta. “"Bapak Presiden sudah memerintahkan untuk dibuat road map untuk bagaimana mengurangi PLTU-PLTU yang ditenagai batu bara," tambah Siti.
Sedangkan Presiden COP menekankan, "saya menyampaikan pesan yang konsisten kepada semua negara tentang apa yang perlu kita capai dalam perjalanan menuju COP26 dan juga dalam KTT yang akan kami selenggarakan lima bulan lagi. Empat hal menjadi target pembatasan kenaikan suhu global hingga 1,5 derajat disebutkan Alok.
Pertama, menetapkan target agar mencapai (emisi) nol bersih pada pertengahan abad ini dan menetapkan target pengurangan emisi 2030 sebagai bagian dari mencapai (emisi) nol bersih pada 2050. Kedua, meminta setiap negara menetapkan prioritas adaptasi, segera setelah tiba di Glasgow. Ketiga, mobilisasi keuangan mengatasi perubahan iklim, dengan memenuhi komitmen atas $ 100 miliar yang pernah dijanjikan pada 2015 oleh negara donor dan berusaha mendapatkan aliran keuangan dari sektor swasta. Keempat, bekerja sama lintas batas dan masyarakat untuk menjaga target 1,5 derajat tersebut tetap dalam jangkauan.
Alok pun mengapresiasi komitmen Presiden Jokowi yang tinggi pada pengendalian perubahan iklim, salah satunya diwujudkan menekan angka deforestasi hutan menjadi terendah sepanjang sejarah Indonesia, serta melakukan langkah-langkah strategis dan terukur dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan yang berkontribusi signifikan menurunkan emisi karbon Indonesia.
Alok juga salut kepada Presiden Jokowi yang menyatakan akan meletakkan perubahan iklim dan biodiversitas menjadi substansi penting pada pertemuan G-20. Selain bertemu dengan Siti, Presiden COP juga dialog dengan Menko Maritim dan Investasi, Menko Perekonomian, Menteri Keuangan, dan Menteri ESDM (ma).