“Rapat Kerja siang ini menjadi kesempatan yang sangat baik bagi TNI untuk memberikan penjelasan kepada para wakil rakyat yang terhormat terkait tengge
Komisi I DPR RI melakukan rapat kerja dengan Panglima TNI |
Peristiwa tenggelamnya KRI Nanggala-402 beserta 53 prajurit terbaik TNI AL di perairan utara Bali pada 21 April 2021 serta masalah keamanan di Papua menjadi pembahasan penting anggota DPR RI dengan Panglima TNI, khususnya Komisi I di bawah pimpinan Meutia Hafid, yang dilakukan secara hybrid dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.
Panglima TNI mengatakan, TNI tidak hanya kehilangan alutsista strategis, tetapi juga kehilangan 53 prajurit terbaik yang telah gugur dan selamanya tidak akan pernah kembali kepada keluarga mereka untuk melanjutkan tugas menjaga perairan nusantara.
Pemerintah telah memberikan penghargaan atas pengabdian para prajurit tersebut dengan memberikan kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi serta tanda jasa bintang Jalasena. “Pemerintah juga memberikan beasiswa kepada seluruh putra dan putri para prajurit tersebut sampai setingkat S-1. Seluruh hak ahli waris juga telah diberikan,” jelas Panglima TNI.
Tenggelamnya KRI Nanggala-402 beserta 53 prajurit terbaik TNI AL, lanjut Panglima TNI, merupakan insiden dan menjadi pelajaran sangat berharga. Tugas sebagai seorang prajurit TNI mengandung risiko sangat tinggi. Disamping untuk menghadapi musuh, juga harus menghadapi kondisi alam yang bukan menjadi ruang hidupnya, sebagaimana yang dialami oleh para awak kapal selam,” papar Panglima TNI.
Menurut Panglima TNI, saat ini menjadi waktu yang tepat untuk melakukan evaluasi tentang kondisi alutsista TNI, khususnya kapal selam yang dimiliki TNI AL, dan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk melanjutkan modernisasi kapal selam (bp).