Jakarta (IndonesiaMandiri) – Peringati Hari Kartini dan Hari Bumi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) kembali gelar Diskusi Pojok Iklim
Banyak peran perempuan dalam memelira pelestarian lingkungan hidup |
Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, KLHK, Laksmi Dhewanthi menuturkan, banyak upaya, inisiatif, gagasan dan aksi yang sudah dilakukan perempuan-perempuan di tingkat tapak hingga global dengan cara apapun dan dalam bentuk apapun. Semua aksi-aksi cerdas di tingkat tapak akan menjadi penguat semangat untuk terus memberdayakan masyarakat, menebarkan semangat kepedulian lingkungan, dan menebar manfaat bagi kehidupan yang lebih baik.
Laksmi mengutip penggalan kalimat Kartini yang dibukukan dalam buku Habis Gelap Terbitlah Terang, menjadi inspirasi dan motivasi untuk terus bertekad memperjuangkan dan menyelamatkan lingkungan hidup. “Sebagai Penyuluh, Polhut dan Manggala Agni, wanita berjuang bukan karena perempuan tapi karena sadar akan perannya sebagai manusia yang berdedikasi, yang mencintai sepenuh hati mencurahkan daya upaya dan tenaganya untuk menjaga bumi tanpa meninggalkan fungsi sebagai wanita seutuhnya,” jelasnya.
Ketua Kelompok Wanita Tani Dewi Sri Kabupaten Cianjur Euis Maryati menyampaikan pengalamannya di Kelompok Wanita Tani (KWT) Dewi Sri maju menjadi lembaga mandiri dan sudah mendapatkan pengakuan melalui berbagai pengharagaan yang diperoleh. Kini, KWT Dewi Sri berkembang beragam, antara lain cuka kayu yang bisa dipasarkan secara nasional dan mampu memberikan peningkatan pendapatan bagi anggota kelompoknya.
Kemudian, Penyuluh Kehutanan Penyelia UPTD KPH Bali Utara, Neneng Anengsih berbagi pengalaman dengan pendampingan pelestarian lingkungan bersama kelompok tani binaannya. Strateginya adalah dengan mengacu pada visi misi pembangunan Bali berdasarkan tata kehidupan Krama Bali yaitu menyatu dengan alam berdasarkan nilai-nilai filsafat sad kertih Bali. Menurutnya, dengan demikian akan mudah bersinergi dengan para pihak dan kemungkinan adanya resistensi menjadi rendah.
Sementara Polisi Kehutanan Muda perempuan, BPPHLHK Wilayah Sulawesi, Santi menerangkan, fungsinya selain memberi dukungan di rumah tangga juga tugas di luar sebagai Polhut, memberi perlindungan, pengamanan, pelestarian kawasan hutan di Indonesia. “Peranan ini menjadi setingkat/sama dengan Polhut laki-laki dalam menghadapi penjahat illegal logging, penjahat pertambangan, penjahat lingkungan, dan tantangan yang sekarang adalah menghadapi penjahat yang terorganisir, banyak menggerakkan stakeholder lain atau oknum-oknum yang bermain,” terangnya.