“TNI AL saat ini sedang melaksanakan pencarian di posisi terakhir kapal selam terdeteksi. Operasi pencarian itu sendiri sudah dimulai sejak kemarin se
![]() |
Kapuspen TNI jumpa pers di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali |
Kapal (Selam) Perang Republik Indonesia (KRI) Nanggala 402 milik TNI AL hilang kontak di Perairan Utara Pulau Bali saat sedang latihan penembakan torpedo (21/4), dimana posisi terakhir diperkirakan 60 mil atau 95 kilometer di utara Pulau Bali.
Kapuspen menjelaskan, kronologis hilang kontak KRI Nanggala pada pukul 03.46 WITA saat penyelaman, kemudian pukul 04.00 WITA melakukan penggenangan peluncur torpedo nomor 8, yang merupakan komunikasi terakhir dengan KRI Nanggala. Pada pukul 04.25 saat Komandan Gugus Tugas Latihan akan memberikan otorisasi penembakan torpedo, komunikasi dengan Nanggala sudah terputus.
Sejumlah alat utama sistem senjata (alutsista) turut melaksanakan operasi pencarian, terdiri 5 KRI yaitu KRI Raden Eddy Martadinata 331, KRI Gusti Ngurah Rai 332, KRI Diponegoro 365, KRI dr. Soeharso 990, KRI Pulau Rimau 724 dan 1 helikopter TNI AL Helly Panther. “TNI juga mengerahkan KRI Rigel 933 yang merupakan kapal survey hydro oseanografi. Kapal ini memiliki kemampuan deteksi bawah air yang digunakan untuk beberapa operasi SAR yang lalu (Lion Air di Tanjung Karawang dan Sriwijaya Air di Kep. Seribu),” jelas Mayjen TNI Achmad Riad.
Lebih lanjut Kapuspen TNI menyampaikan, telah terdapat temuan tumpahan minyak dan bau solar dibeberapa lokasi berbeda. Temuan tersebut terlihat secara visual oleh Helly Panther HS-4211 pada posisi 07o 49’ 74” LS, 114o 50’ 78” BT radius 150 m, KAL Bawean (lokasi tidak tercatat), KRI REM 331 posisi 07o 51’ 92” LS, 114o 51’ 77” BT, area seluas 150 m2. “Namun dari temuan tersebut belum dapat disimpulkan sebagai bahan bakar kapal selam,” paparnya.
Mayjen TNI Achmad Riad menambahkan, “disamping laporan temuan minyak, KRI REM 331 juga melaporkan secara lisan telah terdeteksi pergerakan di bawah air dengan kecepatan 2.5 knots. Kontak tersebut kemudian hilang, sehingga masih tidak cukup data untuk mengidentifikasi kontak dimaksud sebagai Kapal Selam.”
Negara sahabat juga memberi bantuan pencarian, seperti Singapura, berupa Kapal Swift Rescue. Ini adalah kapal penyelamat kapal selam yang mengalami kendala di bawah air/sub rescuer. Swift Rescue diperkirakan tiba di lokasi pada 24 April. Malaysia dengan Kapal Rescue Mega Bakti, akan tiba 26 April 2021.
Sementara Komite Nasional Keselamatan Transportasi akan membantu pencarian gabungan antara BPPT, Basarnas dan P3GL (Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan), menggunakan kapal Basarnas. Adapun Daftar Posko TNI AL di Crisis Center Mako Koarmada II Surabaya dan Lanal Banyuwangi. Di Lanal Banyuwangi didirikan 3 posko berlokasi di Pelabuhan Tanjung Wangi, Bandara Belimbing Sari dan Mako Lanal Banyuwangi (ma).