Seekor Harimau Sumatera berjenis kelamin betina bernama “Ciuniang Nurantih”, dilepasliarkan di kawasan Taman Nasional/TN Kerinci Seblat, Sumatera Bara
![]() |
Harimau Sumatera berjenis betina ini korban konflik satwa liar dengan manusia |
Tim rescue satwa liar Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BKSDA-KLHK) Sumbar berhasil mengevakuasi harimau, dan selanjutnya dibawa ke Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PRHSD) di Nagari Lubuk Besar, Kecamatan Asam Jujuhan, Dharmasraya, Sumbar.
Sejak 14 Juli, Ciuniang Nurantih menjalani serangkaian pemeriksaan Kesehatan oleh Tim Medis PR-HSD ARSARI yang dipimpin oleh Drh. Kartika Amarilis untuk memastikan kondisinya secara fisik maupun psikis, dan telah siap dilepasliarkan. Adalah KLHK melalui Balai Besar TN Kerinci Seblat dan BKSDA Sumbar, bersama Yayasan ARSARI Djojohadikusumo dan Yayasan Sintas Indonesia, yang melakukan pelepasliaran Ciuniang.
Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK, Wiratno menyampaikan, Pemerintah bersama para pihak terus berupaya mencegah dan menanggulangi konflik yang terjadi antara manusia dan satwa liar.
Wiratno menerangkan, ketika konflik terjadi, sering satwa liar menjadi korban sehingga diperlukan kesadaran masyarakat yang berada di sekitar habitat harimau bahwa apabila daerahnya merupakan area rawan konflik maka segera laporkan ke BKSDA terdekat agar mendapatkan arahan terkait upaya mitigasi dan penanganan konflik satwa liar.
![]() |
Guna memastikan pelepasliaran berjalan aman, digunakan Helikopter untuk angkut Ciuniang |
“Kami mengucapkan terima kasih kepada Yayasan ARSARI Djojohadikusumo atas kerjasama yang baik dalam melakukan perawatan terhadap Ciuniang Nurantih hingga saat ini telah dilepasliarkan. Kami berharap harimau yang telah dilepasliarkan nantinya dapat beradaptasi secara baik di habitat alaminya sehingga kelestarian populasinya tetap terjaga di masa yang akan datang,” ujar Wiratno.
Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) tergolong jenis satwa dilindungi berdasarkan peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/
Balai Besar TN Kerinci Seblat menyambut baik upaya pelepasliaran Ciuniang kembali ke alam. Plt. Kepala Balai Besar TNKS, Pratono Puroso telah membentuk tim dan melakukan ground check kelayakan lokasi release bersama BKSDA Sumbar dan menyatakan bahwa kawasan TNKS memenuhi kriteria sebagai lokasi pelepasliaran Harimau Sumatera.
Pelepasliaran kali ini mendapat dukungan dari Kementerian Pertahanan berupa bantuan Helikopter Super Puma NAS 332 untuk translokasi "Ciuniang Nurantih" dari lokasi Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PR-HSD) ARSARI sampai lokasi lepas liar menghirup udara bebas.
Direktur Eksekutif Yayasan ARSARI Djojohadikusumo (YAD), Catrini Pratihari Kubontubuh menyampaikan, penggunaan helikopter ini bukan hanya untuk mempersingkat waktu perjalanan saja, namun untuk memastikan lokasi pelepasliaran Harimau Sumatera terjamin keamanannya bagi satwanya dan tidak terjangkau oleh manusia.
Catrini menambahkan, selain penggunaan helikopter menuju lokasi pelepasliaran, GPS Collar juga telah dipasangkan oleh tim PR-HSD ARSARI bersama dengan Balai KSDA Sumbar dan mitra SINTAS (Save Indonesian Nature and Threatened Species). “GPS Collar ini dimaksudkan untuk memantau pergerakan dari Ciuniang, sebagai antisipasi apabila ia terpantau mendekati pemukiman”, papar Catrini (ma).