Jakarta (IndonesiaMandiri) – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (Pemprov NTT) terus melakukan banyak terobosan, guna memudahkan pergerakan masyar
Jakarta (IndonesiaMandiri) – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (Pemprov NTT) terus melakukan banyak terobosan, guna memudahkan pergerakan masyarakatnya, yang nantinya berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Salah satu sektor yang kini giat dilakukan, adalah transportasi, baik darat, laut dan udara.
Berikut ini ada petikan wawancata Indonesiamandiri bersama Kepala Dinas Perhubungan Pemprov NTT, Isyak Nusa ST, MM, tentang pengembangan sektor transportasi:
IndonesiaMandiri (IM). Salah satu daerah di NTT telah ditetapkan sebagai detinasi pariwisata super prioritas (DPSP), yakni Labuan Bajo. Apa grand design transportasi di NTT, guna mendukung sektor pariwisata?
Isyak Nusa (IN). Grand design sektor transportasi untuk mendukung pariwisata di NTT adalah adanya konektivitas antar wilayah melalui jalur darat, laut dan udara, menggunakan moda transportasi angkutan umum, kapal, dan pesawat terbang. Dengan menyediakan prasarana terminal, pelabuhan, dan bandara yang berfungsi, memadai dan berkualitas dalam jumlah yang cukup, sehingga terjadi perpindahan manusia dan barang dengan memperhatikan rasa aman, nyaman, dan berkeselamatan.
IM. Ada berapa bandara dan pelabuhan akan dijadikan pintu utama masuknya wisatawan?
IN. Ada 5 bandara menjadi pintu masuknya wisatawan, yaitu Bandara internasional El Tari Kupang dan Bandara Komodo Labuan Bajo, serta 3 lainnya yaitu Bandara Mehang Kunda Waingapu dan Tambolaka di Pulau Sumba, dan Bandara Frans Seda di Maumere. Selain itu, ada 10 bandara pendukung, yaitu Bandara A.A. Bere Talo Atambua, Mali Alor, Wunopito Lewoleba, Gewayan Tana Larantuka, Hasan Aroeboesman Ende, So'A Bajawa, Frans Sales Lega Ruteng, Terdamu Sabu Raijua, D. C. Saudale Rote, dan bandara Kabir di Pantar Alor.
Sedangkan Pelabuhan Laut ada 3 pelabuhan hub yaitu Tenau Kupang, L. Say Maumere, dan Waingapu, Sumba. Didukung beberapa pelabuhan spoke seperti Wini, Atapupu, Kalabahi, Baranusa, Lewoleba, Wulandoni, Terong, Larantuka, Ende, Marapokot, Reo, Labuan Bajo, Waikelo, Seba, Ba'A, serta pelabuhan kecil lainnya.
Untuk pelabuhan penyeberangan Ferry ada 21 buah, di Bolok, Hansisi, Naikliu, Teluk Gurita, Kalabahi, Baranusa, Lewoleba, Adonara, Solor, Waibalun, Kewapante, Marapokot, Ende, Aimere, Labuan Bajo, Waikelo, Waingapu, Seba, Raijua, Ndao, dan Pantai Baru Rote
IM. NTT juga berbatasan dengan negara sahabat seperti Timor Leste dan Australia. Apa yang akan dikembangkan untuk memajukan hubungan bilateral serta jasa transportasinya?
IN. Pemprov merencanakan hubungan Selatan-Selatan yaitu Kupang, Darwin, Dili, bahkan New Zealand, dengan memanfaatkan jasa transportasi udara maupun laut. Melalui udara sebelumnya sudah ada penerbangan Kupang - Darwin, namun sejak kemerdekaan RDTL (Timor Leste) rute ini berhenti. Kita pernah merencanakan penerbangan Kupang - Dili - Darwin. Namun belum terealisasi, kecuali penerbangan Kupang - Dili masih beroperasi (berhenti sementara karena Covid-19).
Di sektor laut, kita merencanakan lintasan Kupang - Darwin atau Kupang - Dili, menggunakan kapal Ferry. Saat ini kita sudah memiliki kapal Ferry dengan bobot di atas 3.000 GT milik PT. ASDP (Persero), yaitu KMP. Jatra I, berhome base di Pelabuhan Bolok, yang bisa kita operasikan jika lintasan ini operasional.
IM. Di masa pandemi ini, kendala apa saja dihadapi dalam penerapan protkol kesehatan (prokes) di masyatakat, khususnya sektor transportasi?
IN. Kendala utama kita menghadapi Covid-19 pada sektor transportasi adalah soal jaga jarak (social distancing). Hal ini dikarenakan formasi seat yang ada di pesawat terbang, bus angkutan umum, maupun kapal cepat dan Ferry, sangat berdekatan, jaraknya kurang dari 0,50 meter. Sementara jarak aman adalah sekurang-kurangnya 1 meter. Dengan demikian seat yang lain harus dikosongkan jika kita patuhi prokes jarak aman. Jika ini dilakukan, akan merugikan para operator penerbangan, bus, maupun kapal, karena penumpang mereka berkurang. Jelas mereka merugi secara finansial.
IM. Adakah kemungkinan menambah bandara baru berkelas internasional di NTT diluar setelah Kupang?
IN. Secara spesifik perencanaan menambah bandara baru berkelas internasional, belum ada. Namun Pemprov NTT mendukung Pemkab Nagekeo yang saat ini kembali merencanakan pembangunan Bandara Soerabaya II di Mbay. Proses sedang berjalan di Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan dan Kemenko Maritim dan Investasi. Harapan kita semoga hal ini bisa direalisasikan. Terkait ini perlu dukungan masyarakat Mbay dalam hal pembebasan lahan.
IM. Untuk program pemerintah tentang tol laut, seberapa besar sudah terasa manfaatnya? Apa yang harus ditingkatkan lagi dalam program tol laut?
IN. Tol laut sangat bermanfaat bagi masyarakat NTT. Paling tidak dengan adanya tol laut, sudah mengurangi disparitas harga kebutuhan pokok masyarakat, sehingga tidak terlalu membebani masyarakat pengguna. Yang perlu ditingkatkan adalah para pelaku ekonomi mesti memanfaatkan kehadiran tol laut di NTT ini dengan baik dan efektif. Kami melihat para pelaku ekonomi, pedagang dan produsen lokal: petani, peternak dan nelayan, belum memanfaatkan kehadiran container2 yang setelah membongkar muatannya di pelabuhan, kembali ke Surabaya atau Makassar, dalam keadaan kosong atau tidak penuh.
Selain tol laut, pemerintah pusat melalui Ditjen Perhubungan Laut juga membantu dengan kapal perintis yang melayari semua pelabuhan di NTT, baik pelabuhan besar maupun kecil, setiap dua minggu sekali. Dengan demikian masyarakat bisa melakukan aktivitas sosialnya, perekonomian dan perdagangan serta aktivitas lainnya (ma).