Dairi/Sumut (IndonesiaMandiri) – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno diberi pen
Kawasan Dairi bisa menjadi contoh symbol bhinneka tunggal ika |
Sandiaga Uno saat berada di Kawasan TWI, Dairi (19/2) menyampaikan rasa bahagianya usai mendapat gelar kehormatan marga Kudadiri dan menjadi bagian dari masyarakat Pakpak. Seperti diketahui, dalam masyarakat Pakpak Dairi sendiri terdapat tujuh marga yakni Angkat, Ujung, Bintang, Kudadiri, Gajahmanik, dan Sinamo.
“Saya ingin menggunakan kesempatan yang amat membahagiakan ini, terlebih dahulu untuk menyampaikan hormat, terima kasih, dan penghargaan saya kepada masyarakat Dairi, utamanya kepada para Tokoh Adat Raja - Raja Turpuk yang telah sudi memberikan gelar adat kehormatan dan marga kepada saya pada hari ini, yaitu Marga Kudadiri,” katanya.
Suku Pakpak sebagai suku asli yang ada di Kabupaten Dairi, sambung Sandiaga, memiliki budaya turun-temurun yang masih menginspirasi sampai saat ini, salah satunya adalah penabalan marga. Dalam kesempatan itu, dirinya pun disemati pakaian adat masyarakat setempat sebagai simbol kehormatan. “Penabalan marga merupakan salah satu hal yang sakral dalam adat istiadat suku Pakpak dan merupakan penghargaan yang tinggi,” jelasnya.
Menparekraf Sandiaga Uno menjadi warga terhormat di Kabupaten Dairi |
“Saya lihat di TWI ini semua agama tertampung dan secara harmonis bersanding dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika. Penabalan marga ini, tentu merupakan kehormatan yang amat tingggi kepada saya. Saya harap, kegiatan ini dapat menambah tekad, semangat, dan bakti saya kepada Dairi dan kepada Danau Toba yang kita cintai dan tentunya bagi Indonesia yang kita banggakan,” puji Sandiaga.
Bupati Dairi Eddy Keleng Ate Berutu menambahkan, kedatangan Menparekaraf menjadi suatu kebanggaan bagi masyarakat di Dairi. Lantaran Kabupaten Dairi merupakan salah satu yang berada di sekitaran Danau Toba dengan potensi parekraf yang dapat diunggulkan. “Pemberian marga kepada Menparekraf Sandiaga Uno sebagai tanda menjadi keluarga besar dari masyarakat Kudadiri. Kalau Bapak sakit kami pun merasakannya,” ujarnya.
Eddy sekilas menjelaskan Kawasan TWI menjadi simbol kerukunan antar-umat beragama. Lantaran terdapat tempat-tempat ibadah serta bangunan yang dianggap bersejarah dari berbagai agama. Di antaranya Vihara Saddhavadana dengan patung Buddha Rupang, Perjalanan Kehidupan Yesus Kristus, Kuil Hindu, Lapangan Manasik Haji dan Masjid, Taman Firdaus, dan lainnya.
“TWI ini luasnya 13 hektare diberikan oleh masyarakat adat Kudadiri kepada pemerintah yang diresmikan pada 20 Agustus 2002 oleh Menteri Agama pada saat itu Said Agil Husin Al Munawar, sejak didirikan destinasi wisata ini. Taman ini menjadi tempat dimana masyarakat dan wisatawan bisa berkumpul melakukan berbagai aktivitas baik outdoor maupun indoor,” ungkap Eddy (vh/dh).