Jakarta (IndonesiaMandiri) – "Pertumbuhan ekonomi Bali pada kuartal ke-4 tahun 2020 minus 12 persen, dan kumulatif pada 2020 minus 9,31 persen. Dan p
Disiplin penerapan protokol kesehatan menjadi kunci penting bangkitnya sektor parekraf |
Sandiaga saat Rakor Virtual dengan Kemenko Maritim dan Investasi/Marves soal "Penanganan Pandemi Covid-19 dan Pemulihan Kepariwisataan di Provinsi Bali", Kamis (18/2/2021), mengatakan, proyeksi pertumbuhan pariwisata Bali di 2021 masih akan sangat bergantung dengan penanganan Covid-19 dan disiplin penerapan protokol kesehatan (prokes).
Sehingga, disiplin prokes berbasis CHSE secara ketat serta diimbangi dengan testing, tracing dan treatment (3T) menjadi kunci utama membangkitkan kembali sektor parekraf. Terutama di Bali yang merupakan lokomotif pariwisata nasional. Hadir dalam rakor tersebut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Gubernur Bali Wayan Koster, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono, juga Kapolda Bali Irjen Pol Putu Jayan Danu Putra.
Sejak pelaksanaan PPKM Mikro pada 9 - 17 Februari 2021 di Bali, ada 2.658 orang yang dinyatakan positif Covid-19. "Tidak usah khawatir saat menerapkan protokol kesehatan dengan ketat dan disiplin. Wisatawan yang datang ke Bali justru menyambut baik penerapan protokol kesehatan agar bisa terjamin keamanannya saat berwisata," jelas Sandiaga.
Menparekraf juga menyampaikan berbagai program yang akan dijalankannya dalam pemulihan parekraf. Mulai dari usulan program pinjaman lunak (soft loan) dengan total Rp9,4 triliun, peningkatan, dan perluasan dana hibah pariwisata, program padat karya untuk desa wisata, juga prioritas vaksin bagi masyarakat pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali serta Bali Tourism Free Covid Corridor.
"Sebanyak 80 persen masyarakat Bali bergantung pada pariwisata dan ekonomi kreatif. Mudah-mudahan dengan strategi pemulihan ini bisa kita lihat pertumbuhan ekonomi di Bali pada kuartal ketiga dan keempat," tambahnya.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, mengungkapkan, pengawasan menjadi hal penting dalam penerapan prokes. Ia kemudian meminta Pemprov Bali bersama pihak terkait seperti Polri, TNI, serta imigrasi untuk menerapkan secara ketat prokes kepada wisatawan nusantara (wisnus) dan mancanegara (wisman).
"Agar tegas menindak wisatawan yang melanggar aturan pemerintah, termasuk wisatawan asing. Harus tegas, kita negara berdaulat tapi dengan cara-cara yang baik. Kunci semua ini adalah disiplin," papar Luhut.
Ia juga meminta Pemprov Bali dan Kemenkes untuk memfokuskan vaksinasi bagi tenaga kerja di sektor parekraf. Serta mengusulkan program padat karya pada perbaikan desa dan fasilitas umum di atraksi wisata yang mengutamakan CHSE.
"KTT G-20 dapat menjadi momentum pemulihan sektor pariwisata di Bali dengan meningkatkan sektor ekonomi kreatif dan digital. Momentum penyelenggaraan KTT G20 di Indonesia juga akan menjadi showcasing destinasi pariwisata yang berkualitas," sambung Luhut.
Gubernur Bali, I Wayan Koster, berharap dukungan penuh dari pemerintah pusat dalam upaya membangkitkan kembali sektor parekraf. Bersama pihak-pihak terkait, Pemprov Bali akan memperkuat penerapan dan pengawasan prokes (ma/vh).