Jakarta (IndonesiaMandiri) – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) pada Januari 2021 mencapai 103,26 atau naik 0,01 persen, ji
Sektor pertanian, utamanya hortikultura, terus menunjukkan pertumbuhan yang bagus |
"Indeks yang diterima petani meningkat 0,45 persen sementara yang dibayarkan meningkat 0,44," ujar Kepala BPS Suhariyanto dalam siaran persnya (1/2). Sebelumnya pada Desember 2020, nilai NTP juga naik hingga 103,25, dengan subsektor tanaman hortikultura sebesar 1,01 persen. Ini terjadi karena indeks yang diterima petani di sektor tersebut hingga 1,34 persen, sedangkan indeks dibayarkan hanya 0,33 persen.
"Adapun komoditas yang mempengaruhi kenaikan indeks yang diterima petani hortikultura sebelumnya adalah cabai rawit, cabai merah, tomat, kol, kubis, wortel, kentang, jeruk dan cabai hijau," katanya. Sebagai informasi, NTP adalah perbandingan harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani. NTP merupakan indikator untuk melihat kemampuan atau daya beli petani di perdesaan.
NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Petani tergolong sejahtera jika NTP di atas 100. Sementara itu, nilai tukar usaha pertanian (NTUP) yang merupakan perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal pada Januari 2021 juga mengalami kenaikan sebesar 0,01 persen atau sebesar 104,01 jika dibanding NTUP pada bulan sebelumnya.
Mengenai hal ini, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri menambahkan, produksi pertanian sejauh ini terus mengalami pertumbuhan positif, meski Indonesia tengah dilanda pandemi Covid 19 berkepanjangan. "Kementan berkomitmen akan terus bekerja keras meningkatkan produksi pertanian, juga meningkatkan kesejahteraan para petani," jelasnya (ma).