"Kerja-kerja pertanian itu adalah perintah Nabi dan Tuhan. Ia menembus langit, dan lintas transendensi. Menyediakan pangan sebagai sumber kehidupan a
Mentan Syahrul Yasin Limpo (paling kiri) bangga melihat Ponpes bisa kelola tanaman pangan |
Mentan saat melihat Green House dan panen Bayam dengan sistem hidroponik, didiampingi Walikota Bogor Bima Arya Sugiarto, Anggota DPR RI Daerah Pemilihan Kota Bogor, Ecky Awal Mucharam. Rombongan diterima Pimpinan Ponpes KH Mustofa Abdullah. Mentan menyambut baik dan kagum dengan yang dilakukan Ponpes Al Ghazaly dalam memanfaatkan setiap jengkal lahan untuk dioptimalkan sebagai penghasil sumber pangan.
"Saya bahagaia sekali. Hari ini ditunjukkan bagaimana kerja-kerja kolaboratif itu mamang bisa dilakukan dan dampaknya nyata. Pondok Pesantren, legislatif, Pemda dan BI bisa sinergi. Kementan siap support Pak Wali," tambah SYL.
Di masa pandemi, ketahanan pangan adalah hal yang krusial. Karenanya, setiap terjadi kontraksi dan turbulensi pada sektor pertanian, dibutuhkan kerjasama dan kolaborasi dengan pihak lain. "Masing-masing dari kita bisa memainkan peran dengan memanfaatkan setiap jengkal lahan. Karena pertanian bisa dilakukan di depan rumah, bisa dilakukan lingkungan Ponpes dengan konsep urban farming," jelasnya.
Kementan memang intens menggandeng berbagai pihak dalam mengembangkan pertanian termasuk pondok pesantren melalui program santri milenial pertanian. Seorang santri bagi Kementan merupakan sosok istimewa dengan karakter yang baik, berakhlak maupun ilmunya berpotensi mengembangkan sistem pertanian terintegrasi sebagai upaya mendorong kemandirian di sektor pangan.
Pasalnya, hampir setiap pondok pesantren memiliki lahan yang luas sehingga sangat potensial untuk dikembangkan sebagai lahan pertanian dengan melibatkan para santrinya. "Indonesia memiliki harapan besar kelak di saat santri nantinya setelah lukus dari pondok memiliki kemampuan sebagai entrepreuner di bidang pertanian dan syukur bisa menjadi job seeker dan job creator," ungkap Mentan (ma).