Malaka/NTT (IndonesiaMandiri) – Guna menyelesaikan permasalahan tenurial (lahan) di Suaka Margasatwa (SM) Kateri, Malaka, Nusa Tenggara Timur (NTT),
KLHK selalu mengajak warga dan pihak terkait dalam menyelesaikan masalah tenurial |
Seperti dalam acara “Sosialisasi dan Diskusi Kemitraan Konservasi SM Kateri” di Malaka (19/2), Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam/BKSDA NTT Timbul Batubara menyampaikan, SM Kateri sebagai “Saudara Tua” keberadaannya vital bagi kehidupan manusia. Kawasan seluas 4.699,32 hektar ini mempunyai peranan dalam mengatur daur hidrologis, menjamin ketersediaan air di wilayah Kabupaten Malaka.
Timbul menjelaskan, Balai Besar KSDA NTT selaku Unit Pelaksana Teknis (UPT) KLHK, akan terus mengembangkan skema kolaborasi dan kemitraan konservasi dalam pengelolaan hutan konservasi di Nusa Tenggara Timur dengan keterlibatan masyarakat sebagai subyek.
“Pada tahun 2021, Balai Besar KSDA NTT telah mengalokasikan kegiatan-kegiatan yang mendukung upaya penyelesaian masalah tenurial SM Kateri diantaranya melalui kemitraan konservasi, pelatihan usaha produktif, bantuan ekonomi produktif, dan pengembangan wisata alam serta upaya memulihkan debit air SM Kateri melalui kegiatan pemulihan ekosistem bersama masyarakat” papar Timbul.
Acara yang dihadiri Muspida Kabupaten Malaka, Muspika Malaka Tengah, DPRD Malaka, dan perwakilan kelompok masyarakat desa Kamanasa serta Wehali, dilakukan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan di masa pandemic Covid-19. Hasil pertemuan, akan dituangkan dalam kesepakatan bersama para pihak (Balai Besar KSDA NTT, Pemerintah Kabupaten Malaka, masyarakat, dan pendamping) sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat di SM Kateri dan sekitarnya.
Sejumlah kegiatan akan dilakukan, seperti pemulihan ekosistem dengan penanaman tanaman keras pada sumber mata air dan kawasan hutan terbuka; pengembangan wisata alam dan budaya; pengkayaan jenis tanaman keras serbaguna di area pemukiman dan sekitarnya; pelatihan usaha produktif; pelatihan pengelolaan sampah; dan pengamanan kawasan bersama masyarakat.
Timbul mengutip pesan dari Direktur Jenderal KSDAE Wiratno yang mengutarakan, masyarakat merupakan bagian keluarga besar konservasi (Extended family) yang harus menjadi unsur terdepan peranannya sebagai subyek dalam pengelolaan kawasan konservasi. “Demikian pula harus disudahi dikotomi warga baru dan lama untuk masyarakat yang berada di sekitar SM Kateri karena kita semua adalah Warga Negara Indonesia”, ungkapnya (ma).