Kabar duka datang dari dunia pariwisata tanah air. Mantan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) Republik Indonesia, I Gede Ardika meninggal du
Menteri Pariwisata periode 2000-2004, I Gede Ardika |
I Gede Ardika menjadi Menteri Kebudayaan dan Pariwisata untuk dua kabinet, yakni Kabinet Persatuan Nasional di bawah Presiden Abdurrahman Wahid sejak 2000 hingga 2001 dan Kabinet Gotong Royong di masa Presiden Megawati Soekarnoputri dari 2001 sampai 2004.
"Saya atas nama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyampaikan rasa duka yang mendalam atas kepergian Bapak I Gede Ardika, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata periode tahun 2000-2001 dan periode 2001-2004," kata Menparekraf Sandiaga Uno. Menurutnya, berpulangnya I Gede Ardika adalah kehilangan besar bangsa ini.
I Gede Ardika telah menetapkan dasar yang kuat dalam pembangunan kepariwisataan nasional yang lekat dengan khazanah budaya dan kekayaan alam. Pria kelahiran Singaraja, Bali, 15 Februari 1945 itu juga memiliki pandangan yang luas tentang kepariwisataan berkelanjutan dalam praktik pembangunan nasional untuk menjadikan Indonesia sebagai destinasi pariwisata berkualitas.
Hal tersebut ia tuangkan dalam buku berjudul "Pariwisata Berkelanjutan, Rintis Jalan Lewat Komunitas" yang diluncurkan pada 2008. "I Gede Ardika juga menjadi salah seorang pelopor pengembangan wisata desa di Indonesia," jelas Sandiaga.
Hal senada diungkapkan Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Sekretaris Utama Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Ni Wayan Giri Adnyani. Di era kepemimpinan Presiden Megawati Soekarnoputri, lulusan Akademi Perhotelan Nasional (APN) Bandung tersebut bekerja keras untuk mewujudkan bangkitnya kembali dunia pariwisata di tanah air sehingga bisa semakin berkembang.
Ia juga sebagai penggagas konsep wisata desa yang dipresentasikan pada Sidang Umum UNWTO di Santiago, Chili, pada 1999, saat pengesahan Kode Etik Pariwisata Dunia (Global Code of Ethics for Tourism).
“Selamat jalan Bapak I Gede Ardika, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata periode 2000 - 2004, dumogi polih genah sane becik, dumogi amor ing acintya (Semoga mendapatkan tempat terbaik, menyatu dengan Tuhan),” ucap Giri.
Sebagaimana tercatat dalam "kepustakaan-presiden.
Karier Ardika di dunia pariwisata bermula setelah ia lulus dari Akademi Perhotelan di Bandung pada 1967. Lalu, ia mendapat beasiswa dari pemerintah menempuh pendidikan Manajemen Perhotelan di Institut International Glion, Swiss (1969). Setelah tiga tahun, ia kembali ke Indonesia dan dipercaya mengemban tugas sebagai Kepala Seksi Pengajaran sekaligus dosen mata kuliah "Housekeeping" di APN Bandung.
Antara 1976 hingga 1978, ia mengemban tugas sebagai Pejabat Sementara Direktur National Institute Bandung, kemudian dipindah tugaskan untuk menjabat Direktur Pusat Pendidikan Perhotelan dan Pariwisata di Nusa, Bali.
Karier Ardika di dunia pariwisata semakin berkembang saat ia dipindah tugaskan sebagai Plt Kepala Sub Direktorat Perhotelan dan Penginapan Ditjen Pariwisata (1985) di Jakarta. Kemudian diangkat menjadi Kepala Bagian Perencanaan Ditjen Pariwisata (1988-1991), dan kembali ke Bali menjabat Kakanwil Departemen Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi (Parpostel) Provinsi Bali.
Ia kemudian kembali ke Jakarta pada 1993 dan dipercaya sebagai Kepala Pusdiklat Departemen Parpostel. Selanjutnya menjabat sebagai Sekretaris Ditjen Pariwisata masih dalam lingkungan Departemen Parpostel (1996), dan 1998 diangkat menjadi Direktur Jenderal Pariwisata, Departemen Pariwisata Seni dan Budaya.
Tahun 2000 ia diangkat menjadi Menteri Negara Kebudayaan dan Pariwisata Kabinet Persatuan Nasional. Kemudian terpilih kembali menjadi menteri Kebudayaan dan Pariwisata dalam Kabinet Gotong Royong. Selamat jalan Bapak Pariwisata Nasional, I Gede Ardika (vh/dh).