Manokwari (IndonesiaMandiri) – Berbagai macam cobaan dan tantangan terhadap bangsa Indonesia, dari mulai permasalahan suku, agama, ras, dan golongan,
Pangdam XVIII/Kasuari Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa (seragam loreng TNI) ajak semua pihak di Papua Barat perkuat persatuan |
Terkait itu, para founding father telah menyampaikan, hanya 'Pancasila' yang bisa mempersatukan kita dengan kondisi keberagaman, kebinekaan yang ada di Indonesia ini, dan kita semua sepakat akan hal itu pada tgl 28 Oktober 1928, dengan suatu Sumpah Pemuda sehingga berdirilah yang namanya negara Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, sehingga berbagai bentuk interaksi dapat diwadahi dan menyatukan semua kepentingan di NKRI.
Paparan tersebut disampaikan Pangdam XVIII/Kasuari Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa, saat menjadi narasumber pada Diskusi Kelompok Terarah (Focus Group Discussion/FGD) bertema “Merajut Kebhinekaan, Menolak Rasisme” di Hotel Swiss Bell, Manokwari, Papua Barat (1/2).
Intinya, Pangdam mengajak semua pihak untuk saling menghormati, menghargai, dan tetap komitmen dalam menjaga persatuan dan kesatuan Bangsa dengan tetap menjaga kerukunan. “Mari kita lebih terbuka dengan memahami adat budaya orang lain. Doktrin Pancasila harus kita jaga, kita implementasikan dalam menjaga perdamaian dan persatuan,” tambahnya.
Dalam acara yang diikuti oleh Muspida Provinsi Papua Barat, para kepala suku, tokoh agama, tokoh perempuan, tokoh pemuda, tokoh masyarakat, dan pimpinan organisasi kemasyarakatan (Ormas) Papua Barat tersebut, Pangdam lebih lanjut mengatakan, manusia adalah makhluk sosial. Apapun bentuknya. Kita butuh berinteraksi, bekerja sama, saling membutuhkan. Makhluk sosial merupakan gabungan manusia yang selalu berinteraksi. Namun demikian, saat berinteraksi terkadang bisa terjadi konflik atau perpecahan, apabila interaksi tersebut tidak diikuti dengan sikap saling menghargai dan memahami.
Menyoal tentang kebinekaan, dirinya mengajak para tokoh dan stakeholder untuk dapat memberi contoh, panutan sekaligus mengajak warga masyarakat untuk menjadikan keberagaman perbedaan, baik suku, ras, agama, dan golongan sebagai potensi, kekuatan, dan kekayaan, bukan malah sebaliknya menjadi konflik.
“Puji Tuhan, saya perhatikan masyarakat Papua Barat mulai dewasa dalam menyikapi permasalahan walaupun masih ada riak-riak orang atau kelompok yang tidak bertanggung jawab untuk mengganggu kedamaian di tanah Papua tercinta ini," jelas Mayjen I Nyoman Cantiasa.
Untuk itu, jangan sampai terjadi ketersinggungan, karena kita sudah ditakdirkan menjadi warga dari negara yang beragam. Kita lahir di Papua, kita jadi orang Papua, ada yang lahir di Jawa dia jadi orang Jawa. Jadi kita tidak bisa mengatur takdir yang ada, yang penting kita bisa hidup damai sampai saat ini karena ada Pancasila dan kita sepakat dengan Bhinneka Tunggal Ika, berbeda tetapi tetap satu," ungkapnya (ma).