Jakarta (IndonesiaMandiri) – - “Sebagai bagian dari program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), Pemerintah Indonesia meluncurkan program pemulihan yang
Wakil Menteri LHK Alue Dohong beri penjelasan di Forum UNEA-5 |
The Fifth Meeting of the United Nations Environmental Assembly (UNEA-5) merupakan forum di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dimana harus mengirimkan pesan kuat kepada dunia tentang aksi global inklusif, sebagai upaya bangkit kembali dengan lebih baik serta berkontribusi dalam Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030. Namun, pesan tersebut harus seimbang dan mencerminkan prinsip “Common but Differentiated Responsibility”.
Ini merupakan Sidang UNEA-5 Fase I, secara virtual pada 22-23 Februari, yang akan dilanjutkan pada Fase II di 2022 mendatang. Pertemuan dua tahunan anggota United Nations Environmental Programme (UNEP) tersebut dibuka Presiden UNEA-5, Mr. Sveinung Rotevatn dan Direktur Eksekutif UN Environment, Ms. Inger Andersen, dan dihadiri para Menteri atau Wakil Menteri dan pejabat tinggi negara-negara anggota UNEP.
Tema UNEA-5 adalah ‘Strengthening Actions for Nature to achieve the Sustainable Development Goals’. Alue menyatakan dunia saat ini memasuki titik kritis tantangan lingkungan global akibat degradasi lingkungan dan sumber daya alam. Sementara itu, pandemi Covid-19 telah memperburuk kerentanan ekonomi dan sosial. Sehingga, upaya untuk mengelola kerentanan perlu ditingkatkan.
Dengan latar belakang itu, Indonesia melakukan strategi pembangunan ekonomi bersamaan secara paralel dengan usaha mengatasi tantangan lingkungan secara seimbang dan holistik. Indonesia juga mempercepat program perhutanan sosial untuk memastikan ketahanan sosial dan ketersediaan mata pencaharian, menerapkan ekonomi sirkuler dengan memanfaatkan limbah untuk bahan baku industri.
Indonesia baru-baru ini telah mulai mengganti batu bara untuk listrik, serta meningkatkan ketahanan ekosistem dan lansekap dengan menerapkan pengelolaan DAS dan ekosistem laut yang terintegrasi dan mempromosikan kota dan desa yang ramah iklim menuju masyarakat dan ekonomi yang lebih hijau, lebih adil, inklusif, dan berketahanan iklim.
Terkait dengan peran Indonesia sebagai tuan rumah Conference of the Parties to the Minamata Convention on Mercury yang keempat (COP-4 Minamata) di Bali, yang dijadwalkan pada November 2021, Wamen mengundang negara-negara untuk berpartisipasi, kolaborasi dalam memastikan upaya menjadikan merkuri sebagai suatu sejarah. “Mari kita bersatu dan bekerja sama dalam membentuk masa depan yang kita inginkan," ajak Alue (ma).