Jakarta (IndonesiaMandiri) – "Pagi ini, Alhamdulillah saya terhubung dengan Manajer Direktur World Bank, Ibu Mari Pangestu yang kebetulan juga menjadi
Pariwisata berkualitas sangat menyentuh pemberdayaan SDM, disamping merawat lingkungan yang asri |
Mari Elka Pangestu, adalah Mantan Menparekraf yang kini menjabat sebagai World Bank Managing Director of Development Policy and Partnerships. Topik diskusi seputar upaya kolaborasi pengembangan parekraf di Indonesia.
Sandiaga Uno optimis 2021, menjadi momentum kebangkitan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) Indonesia. Pembahasan yang digarisbawahinya dalam pertemuan itu adalah perubahan fokus pengembangan sektor parekraf masa depan, yakni dari semula kuantitas dan berbasis massal ke arah peningkatan kualitas dengan pariwisata berkelanjutan.
Perubahan fokus tersebut, juga merujuk pernyataan Gubernur Bali, I Wayan Koster yang mengungkapkan key performance indicator (KPI) tak hanya melulu bertumpu pada kuantitas, tetapi juga pendapatan dalam negeri dari sektor pariwisata. Selain itu, dampak dari terbangunnya industri parekraf, seperti penciptaan lapangan kerja, yang dapat dikembangkan lewat pendekatan berbasis data.
"Pengembangan bisa dilihat dari indikator kualitas lainnya, seperti spending, kunjungan yang tidak merusak lingkungan yang berbasis alam, dan tatanan sosial dan sebagainya. Juga pola pariwisata ke depan tentunya akan berubah di tempat yang tidak banyak orang, seperti eco tourism, sport tourism, bersifat hibrid (campuran), mungkin menggunakan teknologi, platfom vitrual," jelas Sandi.
Bahasan juga menyinggung soal stimulus fiskal atau insentif untuk memperbaiki kawasan hingga akses menuju destinasi pariwisata. Penyempurnaan kawasan pariwisata tersebut, tambahnya, juga sudah dikoordinasikan dengan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, serta Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir.
Bersama ketiganya, Sandi mendapatkan komitmen untuk menyempurnakan infrastruktur, khususnya akses menuju kawasan pariwisata. Akses tersebut sangat penting untuk memberikan kenyamanan bagi para wisatawan.
"Dari segi kesehatan kami sepakat dengan Menteri Kesehatan (Budi Gunadi Sadikin) untuk menerbitkan SKB, agar sektor pariwisata ini bisa masuk kepada kualitas aman dan nyaman untuk pariwisata berbasis medis ataupun lainnya," papar Sandi.
Bicara pariwisata yang berkualitas, pun tak bias dipisahkan dengan menjaga kelestarian alam, seperti merawat mangrove dan terumbu karang. Restorasi kedua lokasi tersebut diyakininya dapat melahirkan objek wisata sekaligus menyerap tenaga kerja yang berasal dari masyarakat lokal.
"Dan yang perlu kita garis bawahi adalah program cash transfer atau bantuan langsung tunai kepada para pekerja informal di sektor ini, karena kita tidak ingin mereka kehilangan penghasilan dan fokus untuk mereka bisa bertahan di tengah-tengah pandemi ini," urai Sandi.
"Ini adalah beberapa poin yang kita angkat yang mengutamakan sisi keselamatan dan kesehatan, tetapi juga dari sisi pendapatan serta pemasukan dari 30 juta lebih lapangan pekerjaan di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang harus kita selamatkan dengan program-program yang cepat inovatif, tepat sasaran, tepat manfaat, dan tepat dari segi waktu," ungkapnya (ag/ma).