Lombok (IndonesiaMandiri) – “Saya tadi sudah mendengar keluhan-keluhan dari para pelaku ekraf (ekonomi kreatif) di sini. Pertama kendala di pemasaran,
Kain tenun asal Lombok Tengah sudah dikenal hingga ke manca Negara |
Sandiaga sigap menjawab keluhan tersebut, dan akan melibatkan desainer-desainer terbaik tanah air agar produk kriya yang ada di Desa Sukarara dan Desa Sade bisa menembus pasar tidak hanya nasional melainkan pasar global. Kedua desa itu merupakan daerah penghasil kain songket yang terkenal di Lombok. Bahkan, ketenaran kain tenun Desa Sukarara sudah berhasil menembus pasar internasional.
Untuk menjadikan satu kain tenun sepanjang satu meter, tidak dibuat dalam waktu singkat. Bisa menghabiskan waktu satu hingga tiga bulan dalam menenunnya. “Produk-produk yang sudah memiliki kualitas internasional dari segi desain perlu pendekatan kekinian. Saya juga akan menjalin kerja sama dengan beberapa teman di luar negeri untuk menarik desainer terbaik. Apabila Desa Sukarara dan Sade siap, kita akan membuat program sinergi untuk memacu peningkatan kualitas produk,” janji Sandiaga
Sandiaga menyempatkan mencoba langsung proses tenunnya. “Saya juga mencoba menenun tadi dan ternyata susah banget, dan saya sangat menghargai produk tenun lokal ini. Saya sampaikan ke teman-teman jangan ditawar kalau beli tenun songket di sini, bangga buatan Indonesia, bangga berwisata ke Indonesia,” pujinya.
Kemenparekraf menyiapkan berbagai program pendampingan bagi pelaku ekraf) agar dapat menghasilkan produk ekraf berdaya saing tinggi. Tidak hanya untuk pasar tanah air, tapi juga internasional.
Gubernur NTB, Zulkieflimansyah di kesempatan yang sama menjelaskan, kendala pelaku ekraf di tengah pandemi saat ini adalah terkait pemasaran. Pemprov NTB sendiri sebelumnya telah meluncurkan program NTB Shop dalam membantu para pelaku ekonomi kreatif di NTB dalam memasarkan produk.Menparekraf Sandiaga Uno mendengar dan mencari solusi keluhan pelaku usaha parekraf di Lombok
"Jadi Pemda mengambil semua produk-produk UMKM dan kita distribusikan melalui Bumdes atau melalui atau melalui platform kita. Jadi kita bisa belanja. Sehingga apabila sudah terbentuk pasarnya dan adanya feedback peningkatan kualitas, bisa didistribusikan ke luar NTB,” ungkapnya (ag/ma).