Latihan Yuddhawastu Pramukha untuk Korps Infantri ini berlangsung 24 hari Manokwari Selatan ( IndonesiaMandiri ) – Dengan telah disahkanny...
Manokwari Selatan (IndonesiaMandiri) – Dengan telah disahkannya penggunaan Baret dan Brevet Infanteri ini, menuntut para prajurit sekalian untuk senantiasa meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan fisik, dengan didukung semangat juang, jiwa korsa, serta kebanggaan yang tinggi terhadap Kecabangan Infanteri, sebagai bekal pengabdian kepada bangsa dan negara tercinta.”
Hal ini diutarakan Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri (Danpussenif) Kodiklatad, Letjen TNI Besar Harto Karyawan, dalam amanat tertulisnya dibacakan Komandan Resimen Induk Kodam (Danrindam) Kolonel Inf Choirul Anam, saat memimpin Penutupan Latihan Yuddhawastu Pramukha dan Tradisi Pembaretan Siswa Dikjurta Abit Dikmata PK TNI AD Gel. I TA 2020 (OV) Kecabangan Infanteri TA. 2020, di Pantai Abreso, Ransiki, Manokwari Selatan (Mansel) Papua Barat (20/1).
Latihan Yuddhawastu Pramukha dan tradisi pembaretan merupakan bagian sangat penting dan tak terpisahkan dari perjalanan hidup seorang Prajurit Infanteri. Kegiatan ini bertujuan memupuk jiwa korsa dan semangat kebersamaan diantara sesama warga Korps Infanteri serta merupakan salah satu upaya menumbuhkan nilai-nilai kejuangan para prajurit dalam menerapkan kemampuannya di setiap medan penugasan.
"Ditengah pandemi Covid-19 yang menjadi permasalahan global saat ini dan adanya kebijakan ketentuan melaksanakan sistem kerja dalam tatanan normal baru di lingkungan TNI AD, diharapkan hal tersebut tidak mengurangi esensi latihan dan nilai-nilai tradisi yang terkandung di dalamnya," kata Danpussenif.
Semboyan ”Yuddhawastu Pramukha” mengandung arti, sebagai pelaksana pertempuran terdepan dan menjadi penentu kemenangan dalam pertempuran di darat, sekaligus menunjukkan tugas pokok Infanteri dalam rangka mencari, mendekati, dan menghancurkan musuh.
Setiap Prajurit Infanteri harus mampu selalu menjaga dan memelihara kemampuan profesionalismenya yang andal. Diantaranya, mampu memelihara kebugaran fisiknya diatas kemampuan standar agar selalu siap setiap saat menjalani tugas dan mahir melakukan 'gerakan perorangan' dengan tangkas, dihadapkan pada 'aspek medan' di lapangan.
Selain itu, mahir bernavigasi dan bermanuver dihadapkan kepada taktik dan teknik bertempur, baik dalam hubungan perorangan, kelompok maupun satuan. Mahir menembak dan mengenali sasaran tembak dengan benar dan tepat. Juga mahir melakukan pertempuran perorangan, sebagai Prajurit Petarung.
Latihan Yuddhawastu Pramukha ini berlangsung selama 24 hari, diikuti oleh 169 siswa Dikjurtaif. Hadir dalam acara yang diwarnai dengan pembacaan Ikrar Korps Infanteri oleh seorang perwakilan siswa tersebut, Wadan Rindam XVIII/Kasuari Kolonel Kav Jala Argananto beserta staf, Bupati Kabupaten Mansel Markus Waran, ST., M.Si., Dandim 1808/Mansel, Kapolres Mansel, serta para Kepala Distrik dari Momiwaren, Ransiki, dan Oransbari (ma).