Batam/Kepri (IndonesiaMandiri) – "Saya mendengar motivasi dan masukan dari pelaku parekraf Kepri (Kepuluan Riau) dan juga pemangku kepentingan. Semua
Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno saat cek e-hac di bandara Batam |
Sandiaga menyebut, program travel buble menjadi salah satu wacana yang diharapkan pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) di Kepri. Untuk mewujudkannya, salah satu upaya yang harus dilakukan adalah dengan memastikan penerapan protokol kesehatan (prokes) berjalan dengan baik sehingga angka penularan Covid-19 dapat dikendalikan.
Kemenparekraf/Baparekraf dikatakannya akan terus melakukan koordinasi dengan kementerian/lembaga dan pihak terkait lainnya seperti Satgas Covid-19, agar kemungkinan pembukaan secara terbatas di sektor parekraf terkait masuknya wisatawan mancanegara secara ketat dan disiplin ke Provinsi Kepri.
"Kita tidak ingin terlalu terburu-buru dan juga tidak ingin menjanjikan hal yang terlalu muluk. Tapi kami memiliki satu komitmen yang kami ingin hadirkan agar sektor pariwisata termotivasi untuk menyiapkan diri, khususnya dari sisi kesehatan. Semakin kita meningkatkan sektor kesehatan, semakin siap kita untuk membuka perbatasan kita untuk wisatawan mancanegara," ajak Sandiaga.
Provinsi Kepri merupakan satu dari tiga provinsi yang menjadi pintu masuk terbesar wisatawan mancanegara (wisman) selain Bali dan Jakarta. Singapura menjadi negara wisman penyumbang terbesar mengingat lokasinya yang dekat dengan Kepri. Tahun 2019 jumlah kunjungan wisman ke Kepri mencapai 2.864.795 wisman atau naik 8,72 persen dibanding periode yang sama di 2018.
Wisman berkebangsaan Singapura paling banyak berkunjung ke Kepri pada periode tersebut. Yakni 44,82 persen dari total seluruh kunjungan wisman yang masuk ke Kepri atau sebanyak 184.633 wisatawan. Menparekraf pun optimistis sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Kota Batam, dan Kepulauan Riau pada umumnya dapat segera bangkit dengan semangat inovasi, adaptasi, dan kolaborasi.