Bali (IndonesiaMandiri) – “Senang sekali dapat berita baik dari masyarakat di berbagai tempat di Bali, terkait Program ICRG (Indonesia Coral Reef Gard
Salah satu karya usaha pematung di Bali dari hasil merawat terumbu karang |
Pemerintah, di masa pandemic, memang sedang menggalakkan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), dimana salah satu programnya memiliki tujuannya melestarikan terumbu karang di Indonesia dan ekosistem pesisir, yang mulai dilaksanakan di Bali dan dipimpin Kemenko Marves berkolaborasi bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Beberapa daerah di Bali yang menjadi target untuk program ini, yaitu Sanur, Serangan, Nusa Dua, Pandawa, dan Buleleng.
“Program ICRG melibatkan sekitar 11 ribu orang yang terdiri dari berbagai macam latar belakang. Mereka yang terlibat adalah para pematung, penjual makanan, pemandu wisata, pelayan hotel, penyewaan mobil atau kendaraan, masyarakat lain yang kehilangan pekerjaan akibat kegiatannya berhubungan langsung atau tidak langsung dengan aktivitas pariwisata, serta melibatkan juga para pecalang atau pengelola adat di Kawasan pariwisata,” jelas Safri (4/1).
Di awal, kegiatan ICRG, “terdapat 3 kegiatan utama, yakni riset dan inovasi, tempat pengembangbiakan dan transplantasi, pemberdayaan masyarakat, dan ekonomi kreatif,” tambah Safri. Kelima lokasi ICRG Di Bali memberi lapangan kerja dan perputaran ekonomi bagi masyarakat disekitarnya. Wilayah Sanur melibatkan 2.378 orang untuk target luasan kebun atau taman karang sekitar 8 hektar. Di Serangan dengan 1588 orang untuk taman karang sekitar 6 hektar, sejumlah 12 blok.
Lalu Nusa Dua melibatkan 3.225 orang dengan target taman karang seluas 25 hektar terdiri dari 20 blok. Di Pandawa mengajak 1186 orang dengan luas 7 hektar. Terakhir, Buleleng dimana tersebar di beberapa tempat seperti Les, Bondalem, Pacung, Penimbangan, Pantai Happy, dan Kaliasem, yang nantinya ada taman karang dengan target sebesar 4 hektar yang terdiri dari 15 blok.
Melalui Program ICRG, masyarakat setempat merasakan manfaatnya, terutama di masa pandemi Covid-19. “Program ICRG ini betul-betul sangat membantu kami, karena dengan adanya program ini teman-teman di pesisir kembali bisa bangkit untuk beraktivitas. Kami bisa berkarya lagi, khususnya bagi para pengrajin patung, dimana kami bisa kembali membuat instalasi patung yang nantinya ditaruh di bawah air sebagai tempat tumbuhnya karang,” aku I Ketut Paramata selaku instruktur penyelam dan pengrajin patung di Serangan.
Perwakilan Masyarakat Adat Desa Putuh di Pandawa, I Ketut Suwena menambahkan, “kami sangat senang adanya Program ICRG ini. Karena betul-betul berdampak bagi masyarakat di kawasan pesisir. Kami di desa adat ini merasa terbantu di masa pandemi Covid-19, karena perekonomian kami tetap berjalan. Kami harap, program pemerintah ICRG ini dapat dilanjutkan di tahun mendatang,” ucapnya mewakili masyarakat adat.
Safri pun berjanji, “kedepannya Program ICRG yang merupakan bagian dari PEN ini, kami harap dapat kita lanjutkan. Bukan hanya di Bali, tetapi di berbagai wilayah lain di Indonesia” (ma).