Jakarta (IndonesiaMandiri) – “Peringatan tsunami yang akan diselenggarakan secara hybrid ini sebagai bentuk adaptasi sekaligus inovasi di tengah pand
Museum tsunami di Aceh yang menjadi kenangan dan peringatan peristiwa tragis di 26 Desember 2004 |
Peringatan 16 Tahun Tsunami oleh Pemerintah Provinsi Aceh rencananya diisi dengan kegiatan zikir dan doa kepada para syuhada tsunami serta tausiyah, disampaikan Syeikh Ali Jaber. Peringatan dilaksanakan secara sederhana dan terbatas di dua tempat bersamaan, yaitu Stadion Harapan Bangsa sebagai lokasi utama peringatan, dan Anjong Mon Mata dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat berbasis pada Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan) dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan) atau CHSE.
Acara juga disiarkan secara Live Streaming di Kanal Disbudpar Aceh, Serambi On TV, Metro TV, Inews TV, The Aceh Post TV, dan Puja TV. Peristiwa tsunami menyisakan hikmah, betapa kuatnya masyarakat Aceh untuk bangkit. Karakter masyarakat Aceh yang kuat dan mandiri memberi inspirasi bangsa ini untuk bangkit dari pandemi Covid-19, khususnya di sektor parekraf.
"Seperti saat ini bagaimana kita harus sama-sama dapat bangkit dari pandemi Covid-19 yang memberikan dampak besar terhadap sektor parekraf. Salah satunya dengan menjalankan penerapan protokol kesehatan yang baik agar dampak Covid-19 segera teratasi dan sektor parekraf tumbuh baik dan tercipta lapangan kerja seluas-luasnya," jelas Sandiaga.
Aceh, seperti provinsi lainnya di Indonesia, memiliki sumber daya alam serta budaya kuat yang dapat menjadi potensi dan daya tarik bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Sebut saja kulinernya yang khas seperti Mi Aceh dan Ayam Tangkap, serta keragaman kriya dan busana seperti Songkok Aceh yang bisa menjadi inspirasi produk kreatif.
Semua itu menjadi daya tarik yang kuat bagi wisatawan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, angka kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) setiap tahunnya terus meningkat. Di 2017, jumlah wisman mengunjungi Provinsi Aceh mencapai 33.105 orang, dan 2018 sebanyak 33.787 orang, 2019 mencapai 34.465 orang. Namun pandemi Covid-19 memberi dampak yang besar, dimana jumlah wisman di sepanjang 2020 anjlok menjadi 10.401 orang.
Kemenparekraf/Baparekraf akan memperkuat kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah untuk membangkitkan kembali pariwisata dan ekonomi kreatif sebagai sektor strategis penyumbang devisa serta pembuka lapangan kerja paling cepat dan mudah.
“Setiap tahun persisnya pada 26 Desember, kita akan selalu mengenang peristiwa tsunami yang pernah melanda Aceh dengan segala dampak serius dan masif yang ditimbulkan. Kejadian bencana yang telah mengusik rasa kemanusiaan global tidak akan pernah kita lupakan, sebaliknya akan menjadi penyemangat untuk terus bangkit dan membangun Aceh lebih baik melalui satu visi utama menuju Aceh Hebat, tentu saja melalui semangat kebersamaan kita,” terang Gubernur Aceh, Nova Iriansyah.
"Peringatan 16 Tahun Tsunami adalah untuk merefleksikan kejadian tsunami yang maha dahsyat agar menjadi pelajaran, 'lesson learnt', bagi masyarakat Aceh dan membangun kembali semangat dan kreativitas pelaku ekonomi, khususnya usaha pariwisata dan penguatan kembali budaya Aceh yang selama ini vakum akibat pandemi COVID-19," ungkap Nova (vh/ma).