Jakarta (IndonesiaMandiri) – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menekankan pen
Pentingnya penyamarataan sebaran informasi ke media, baik yang besar dan kecil |
Jakarta (IndonesiaMandiri) – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menekankan pentingnya peran media di era pandemi, yang merupakan bagian dari penguatan strategi kehumasan dalam memberikan informasi kepada masyarakat.
Agustini Rahayu, Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf, saat webinar tentang “Pengaruh Media Mainstream dalam Penguatan Strategi Kehumasan di Era Pandemi” (30/11), mengatakan saat pandemi Covid-19, media mainstream memiliki peranan sangat penting. Terutama dalam konteks diseminasi informasi mendukung peran kehumasan dan pelayanan informasi publik.
“Karena apa yang kita sampaikan melalui media tersebut adalah strategi bagaimana kita menghadapi dampak pandemi COVID-19 di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Hal ini dilakukan agar informasi mengenai program dan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah dapat tersampaikan dengan baik ke publik,” ucap Agustini.
Turut hadir dalam kegiatan webinar ini, yaitu Juru Bicara Kemenparekraf Prabu Revolusi, CEO of PR Indonesia Asmono Wikan, dan Wakil Ketua Bidang Pengembangan Perhumas Muda BPP Perhumas Reylando Eka Putra.
Juru Bicara Kemenparekraf, Prabu Revolusi menuturkan, “media mainstream berasal dari konglomerasi media. Biasanya media mainstream akan berkumpul menjadi satu bagian yang besar, ada televisi, radio, online, hingga podcast. Dengan kita mengetahui jenis media mainstream ini, maka kita bisa mengetahui produk public relations seperti apa yang bisa kita keluarkan, outcome seperti apa yang harus kita paparkan pada media mainstream.”
Sementara Wakil Ketua Bidang Pengembangan Perhumas Muda BPP Perhumas, Reylando Eka Putra, menambahkan, baik media mainstream maupun non-mainstream saat ini memiliki satu semangat, yakni ingin sama-sama Indonesia bangkit dari pandemi Covid-19, terlebih lagi di sektor parekraf. “Jika diperhatikan pada platform online, media mainstream sudah cukup baik dalam memberitakan aktivitas pariwisata dan ekonomi kreatif, terutama mengenai protokol kesehatan berbasis CHSE,” tambah Reylando.
Selain itu, Reylando juga menuturkan, meskipun humas perlu membuat klasifikasi terhadap media tapi tetap penting untuk bersikap egaliter. “Penyamarataan dalam memberikan informasi kepada media itu penting. Tidak hanya memperhatikan media nasional yang sudah memiliki nama saja, tetapi media-media kecil pun juga perlu mendapat perhatian,” jelas Reylando (ag/ma)