Jakarta (IndonesiaMandiri) – Peran media sosial/medsos di era digital seperti sekarang ini, seperti tak terbendung masuk ke semua lapisan masyarakat,
Memilih medsos yang tepat bisa bantu sarana komunikasi humas pemerintah ke publik |
Jakarta (IndonesiaMandiri) – Peran media sosial/medsos di era digital seperti sekarang ini, seperti tak terbendung masuk ke semua lapisan masyarakat, tak terkecuali lingkungan birokrat atau Pemerintahan. Terlebih di Indonesia, sekitar 70-an persen masyarakatnya setia memakai internet. Ini, menjadikan peran Humas di lingkungan pemerintahan, mesti jeli menyaring dan memanfaatkan kanal medsos untuk sebarkanluaskan ke publik.
Hal ini, diantaranya, yang dibahas dalam webinar “Potensi Media Sosial untuk Memperkuat Inovasi dan Strategi Kehumasan di Masa Pandemi” (1/12), digagas Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraaf/Baparekraf). “Jadi untuk channel komunikasi, amat tidak bijak kalau kita tidak menggunakan media sosial. Berkaitan dengan hal itu maka humas pemerintahan harus memaksimalkan disenimasi informasi melalui media sosial,” kata Agustini Rahayu, Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf.
Sehingga, ucap Agustini, medsos dari lembaga pemerintahan harus bisa membuat konten yang berkualitas baik, informatif, serta menarik bagi publik. Sehingga, peran Biro Komunikasi Kemenparekraf/Baparekraf mesti ekstra cerdas dalam menyampaikan informasi kepada publik, dengan bahasa yang mudah dimengerti pun berupaya melakukan hal serupa.
“Jadi admin-admin akun media sosial tidak boleh mengunggah konten secara asal. Karena media sosial adalah platform internet yang dapat digunakan oleh semua orang untuk memproduksi dan berbagi konten yang punya efek berantai ke berbagai pihak,” tambahnya.
Untuk itu, Agustini menyebutkan ada empat strategi yang dilakukan oleh pihaknya agar konten media sosial yang diunggah di berbagai kanal yang ada seperti Facebook Instagram, YouTube, TikTok, dan Twitter Kemenparekraf/Baparekraf menjadi konten yang terstruktur, menarik, serta bisa mencapai target dengan tepat sasaran dan interaktif. Yaitu partisipatif, otentik, bermanfaat, dan terpercaya.
“Konten yang kami unggah di media sosial bersifat partisipatif sehingga bisa menarik interaksi antar audiens di media sosial untuk membangun komunitas. Kemudian, konten tersebut harus otentik dalam artian merepresentasikan nilai, karakter, dan pesan yang spesifik yang mencerminkan Kemenparekraf. Lalu, konten tersebut harus bermanfaat bagi audiens untuk memperoleh informasi yang akurat dan berguna. Terakhir, konten tersebut harus menjadi sumber informasi yang terpercaya dan akuntabel untuk membangun transparansi dan kepercayaan publik,” jelas Agustini.
Helmy Yahya, yang juga tengah aktif menjadi YouTuber menyebut, humas lembaga pemerintahan harus mampu memanfaatkan platform medsos semaksimal mungkin, terutama YouTube untuk dapat menggaet audiens dan menyampaikan informasi mengenai apa saja program, kebijakan, dan kegiatan Kemenparekraf/Baparekraf dengan bantuan YouTuber.
“Saya sangat akan mendukung apa yang dilakukan oleh Biro Komunikasi Kemenparekraf untuk menyampaikan kebijakan dan program Kemenparekraf ataupun menyosialisasikan objek wisata dan juga mendorong teman-teman di industri kreatif melalui YouTube. Karena dari data yang ada, banyak masyarakat Indonesia memanfaatkan YouTube untuk mencari informasi atau menonton sesuatu,” terang Helmy (vh/dh).